Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Corona Masih Bayangi Pasar Saham AS, Dow Jones Ditutup Melorot 328 Poin

Kompas.com - 14/04/2020, 07:19 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 ditutup melemah pada penutupan di pasar saham New York, Amerika Serikat, Senin (13/4/2020) waktu setempat.

Dikutip dari CNBC, investor masih merasa terbebani dengan dampak virus corona yang diperkirakan bakal memengaruhi kinerja perusahaan pada musim pelaporan keuangan kali ini,

Dow Jones ditutup melorot 328,6 poin lebih rendah atau 1,4 persen menjadi 23.380,77. Sementara indeks S&P500 melemah 1 persen menjadi 2.761,63.

Caterpillar merupakan saham berkinerja terburuk di indeks Dow Jones. Pasalnya, harga saham emiten tersebut terkoreksi lebih dari 8 persen.

Baca juga: Sentimen Pemilu AS, Dorong Indeks Wall Street Melonjak 700 Poin

Hal tersebut lebih disebabkan oleh penurunan peringkat dari analis Bank of America.

Adapun sektor keuangan dan perumahan merupakan faktor utama tertekannya S&P500 dengan masing-masing sektor terkoreksi lebih dari 3,5 persen.

Sementara itu, indeks yang banyak diisi oleh emiten-emiten teknologi Nasdaq Composite justru menguat tipis 0,5 persen menjadi 8.192,42 lantaran perusahaan live streaming on demand Netlfix mencatatkan lonjakan sebesar 7 persen. Selain itu, harga saham Amazon juga melejit 6,2 persen, Intel meningkat 2,7 persen sementara Advanced Micro Devices naik tipis 5 persen.

Pergerakan harga saham pada perdagangan Senin ini terjadi setelah pekan lalu Wall Street sempat mencatatkan kinerja terbaiknya, dengan Dow Jones mengalami rally hingga 12, 7 persen. Adapun S&P 500 mencatatkan kinerja rally terbaik sejak 1974, dengan melejit hingga 12,1 persen.

Membaiknya kinerja Wall Street lebih disebabkan oleh perbaikan outlook persebaran virus corona di Amerika Serikat juga stimulus besar-besaran yang digelontorkan oleh bank sentral setempat The Federal Reserve.

Saat ini, total kasus terkonfirmasi virus corona di Amerika Serikat mencapai 560.000 kasus, yang terbanyak di dunia. New York mengontribusikan 190.000 dari keseluruhan kasus tersebut. Adapun kasus kematian disebabkan virus corona tercatat mencapai lebih dari 22.000 di Amerika Serikat.

Baca juga: PSBB Diterapkan, Saham-saham Ini Potensial Dapat Cuan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com