Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maret 2020, Ekspor Tanaman Obat hingga Rempah-rempah Meningkat

Kompas.com - 15/04/2020, 13:34 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor RI pada Maret 2020 meningkat 0,23 persen sebesar 14,09 miliar dollar AS.

Namun demikian, secara tahunan, ekspor menurun 0,20 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, turunnya harga komoditas baik migas maupun nonmigas secara bulanan (month to month/mtm) mempengaruhi kinerja ekspor pada Maret 2020.

Baca juga: Maret 2020, Neraca Perdagangan RI Surplus 743 Juta Dollar AS

"Kalau dibandingkan maret 2019 (yoy) memang terjadi penurunan, tapi tidak sedalam yang kita duga. Ekspor maret 2020 turun tipis 0,20 persen," kata Suhariyanto dalam konferensi video, Rabu (15/4/2020).

Suhariyanto menjelaskan, ekspor migas pada Maret 2020 turun sebesar 16,29 persen dan ekspor non migas meningkat tipis 1,24 persen mencapai 13,42 miliar dollar AS.

Sehingga secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Maret 2020 mencapai 41,79 miliar dollar AS, meningkat 2,91 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Ekspor nonmigas mencapai 39,49 miliar dollar AS atau meningkat 6,39 persen.

"Ekspor non migas menyumbang 94,51 persen dari total ekspor Januari-Maret 2020," ujar Suhariyanto.

Baca juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Indonesia Ekspor Baja ke AS

Berdasarkan sektor, ekspor industri pertanian tumbuh positif 6,10 persen (mtm) dan 17,82 persen (yoy).

Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan cukup besar, di antaranya tanaman obat, aromatik, rempah-rempah, buah-buahan, sarang burung, dan hasil hutan bukan kayu lainnya.

Sedangkan, ekspor industri pengolahan turun sebesar 0,20 persen (mtm) namun naik sebesar 7,41 persen (yoy).

Beberapa ekspor hasil industri pengolahan yang menurun di antaranya kimia dasar organik yang bersumber dari minyak, pakaian jadi dari tekstil, barang tekstil lainnya, dan timah.

"Sebaliknya, pertambangan naik 9,23 persen (mtm) tapi turun cukup dalam 16 persen (yoy). Total keseluruhan ekspor menurut sektor naik 0,23 persen (mtm) dan turun 0,20 persen (yoy," ungkap Kecuk.

Baca juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Ekspor Kelapa Parut RI Terus Meningkat

Kecuk menuturkan, dibanding bulan sebelumnya, peningkatan ekspor nonmigas yang paling besar terjadi pada besi dan baja sebesar 220,9 juta dollar AS (36,19 persen).

Adapun penurunan terbesar terjadi pada kendaraan dan bagiannya sebesar 93,8 juta dollar AS (12,50 persen).

Menurut negara tujuan, peningkatan ekspor terbesar terjadi ke Hong Kong sebesar 177,1 juta dollar AS, diikuti ke China, Vietnam, Bangladesh, dan Turki.

Sebaliknya, ekspor ke Singapura, Filipina, Pakistan, Swiss dan AS mengalami penurunan.

Tak berbeda, ekspor nonmigas Maret 2020 terbesar adalah ke China yaitu sebesar 1,98 miliar dollar AS, disusul Amerika Serikat sebesar 1,57 miliar dollar AS, dan Jepang sebesar 1,14 miliar dollar AS.

"Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) mencapai angka 1,22 miliar dollar AS," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik

Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com