Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maret 2020, Boeing Hadapi Pembatalan Pesanan 150 Pesawat

Kompas.com - 15/04/2020, 19:45 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Pabrikan pesawat asal Amerika Serikat mengumumkan pembatalan pesanan sebanyak 150 unit sepanjang bulan Maret 2020. 

Dilansir dari CNN, Rabu (15/4/2020), pembatalan pesanan seluruhnya adalah pesawat jenis 737 MAX. Pesawat tersebut dilarang terbang sejak Maret 2019 silam pasca dua kecelakaan yang menewaskan 346 orang.

Menurut Circium, saat ini secara total ada hampir 14.000 pesawat yang diparkir oleh maskapai di seluruh dunia. Ini setara dengan 63 persen dari total armada pesawat yang ada di dunia.

Baca juga: Sepanjang Januari 2020, Boeing Tak Dapat Pesanan Pesawat Sama Sekali

Boeing sebenarnya melaporkan 31 pesanan pesawat pada Maret 2020. Akan tetapi, 18 di antaranya adalah pesawat militer dan satu merupakan pesawat kargo pesanan FedEx.

Adapun sisa 12 unit adalah pesawat Boeing 787 Dreamliner yang dipesan maskapai Jepang All Nippon Airways (ANA).

Sepanjang Februari 2020 lalu, Boeing melaporkan pembatalan 41 pesanan pesawat.

Sementara itu, beberapa waktu lalu perusahaan leasing pesawat asal Irlandia, Avalon, mengumumkan pembatalan pesanan 75 pesawat 737 MAX tambahan. Pembatalan ini telah termasuk dalam pembatalan pesanan 150 pesawat tersebut di atas.

Baca juga: Boeing Cari Pinjaman Dana Sebesar Rp 136 Triliun

Adapun pembatalan pesanan sebanyak 34 unit pesawat juga dilakukan oleh maskapai Brazil GOL pada Maret 2020. GOL sebelumnya memiliki pesanan yang belum terpenuhi sebanyak 129 unit pesawat.

Kemudian, anak usaha maskapai Jerman Lufthansa, SmartWings, juga membatalkan pesanan 5 unit pesawat. Ini sejalan dengan rencana Lufthansa untuk merampingkan operasionalnya.

Boeing tidak memaparkan maskapai atau perusahaan leasing mana saja yang membatalkan pesanan 36 unit pesawat lainnya.

"Kami bekerja sangat erat dengan konsumen-konsumen kami, banyak di antaranya menghadapi tekanan keuangan yang signifikan, (sehingga harus) meninjau kembali rencana mereka dan membuat penyesuaian yang diperlukan," ungkap Boeing dalam pernyataannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com