Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

22,02 Juta Orang di AS Klaim Tunjangan Pengangguran

Kompas.com - 17/04/2020, 09:03 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Pagebluk virus corona (Covid-19) telah memaksa hampir seluruh kegiatan ekonomi di dunia untuk menghentikan aktivitasnya, tak terkecuali di negara adidaya seperti Amerika Serikat.

Dilansir dari CNBC, Jumat (17/4/2020), hal tersebut menyebabkan terjadi lonjakan permohonan klaim program tunjangan pengangguran pemerintah setempat dalam beberapa waktu terakhir.

Kementerian Ketenagakerjaan AS melaporkan, pada Kamis (16/4/2020) waktu setempat, sebanyak 5,245 juta orang telah mengajukan permohonan untuk bisa mendapatkan tunjangan pengangguran dalam waktu sepekan.

Baca juga: Dampak Corona, Klaim Tunjangan Pengangguran di AS Melonjak

Jika diakumulasi selama empat pekan atau dalam satu bulan, sebanyak 22,025 juta orang telah mengajukan klaim tunjangan pengangguran tersebut.

Angka tersebut sedikit lebih rendah dari peningkatan jumlah pekerjaan yang terjadi sejak November 2009 atau paska Great Depression yang sebanyak 22,4 juta pekerjaan.

Hanya dibutuhkan 417.000 pekerja Amerika Serikat mengajukan permohonan tunjangan pensiun untuk menghapus seluruh pekerjaan non agraris yang tumbuh sejak 2009. Kemungkinan, hanya dibutuhkan waktu seminggu hingga hal tersebut terjadi.

Jumlah pekerjaan yang hilang dalam tempo yang begitu cepat tidak pernah terjadi sebelumnya.

Dengan jumlah permohonan klaim yang mencapai 22,025 juta tersebut, berarti pandemi virus corona telah memusnahkan peningkatan jumlah pekerjaan yang tumbuh selama lebih dari satu dekade hanya dalam waktu lima pekan.

Baca juga: Penjualan Ritel AS Anjlok 8,7 Persen, Terdalam Sejak Tahun 1992

"Sementara angka pengangguran hari ini turun pada minggu lalu, mereka masih berarti bahwa semua keuntungan pekerjaan sejak krisis keuangan telah dihapus," tulis Kepala Strategi di Principal Global Investors Seema Shah dalam keterangannya.

"Terlebih lagi, dengan banyak pekerja, termasuk mereka yang berada dalam gig economy yang tidak termasuk dalam angka-angka ini, tekanan pada pasar tenaga kerja mungkin bahkan lebih buruk daripada yang ditunjukkan angka-angka ini," jelas dia.

"Meskipun pemerintah berusaha untuk menutup lockdown, pembukaan kembali ekonomi hanya akan secara bertahap, menambah ketegangan keuangan untuk bisnis dan rumah tangga, menekan permintaan dan menyarankan pemulihan ekonomi yang lebih lambat," ujar dia lebih lanjut.

Meskipun investor tidak akan menerima pandangan resmi pada tingkat pengangguran Amerika Serikat untuk bulan ini hingga 8 Mei, laporan payroll di bidang non agraris Kementerian Ketenagakerjaan setempat menunjukkan banyaknya PHK di restoran dan bar karena beberapa pemerintah negara bagian memaksa penutupan sebagian besar bisnis mereka.

Baca juga: Betapa Cintanya Para Petani Bawang Putih AS Terhadap Donald Trump

Laporan nonpertanian terbaru menunjukkan daftar jumlah payroll yang dibayarkan perusahaan anjlok 701.000 pada Maret, menandai penurunan pertama sejak 2010 dan penurunan terburuk sejak Maret 2009.

Tingkat pengangguran melonjak hampir 1 persentase poin penuh menjadi 4,4 persen dari 3,5 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com