Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkasa, Rupiah Ditutup di Level Rp 15.465 Per Dollar AS

Kompas.com - 17/04/2020, 16:32 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot akhir pekan menguat tajam.

Mengutip data Bloomberg Jumat (17/4/2020) rupiah ditutup pada level Rp 15.465 per dollar AS atau menguat 175 poin (1,12 persen) dibandingkan penutupan Kamis pada level Rp 15.640 per dollar AS.

Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penguatan ini terjadi karena pasar merespon positif penemuan vaksin virus corona dan rencana pemerintah AS dan Eropa yang akan membuka lockdown. Hal tersebut membuat pasar optimis, jumlah kasus akibat virus corona bisa diturunkan.

Baca juga: Modal Asing Makin Deras, Rupiah Menguat ke Level Rp 15.400

“Adanya tanda-tanda awal obat perawatan Covid-19 bekerja, serta optimisme tentang pembukaan kembali ekonomi terbesar di dunia yaitu AS dan Eropa,” ungkap Ibrahim.

Perusahaan farmasi di AS, Gilead Sciences mengumumkan uji klinis obat antivirus bernama Remdesivir. Uji klinis ini menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mengobati virus Covid-19. Catatan dokter yang melakukan uji klinis juga menunjukkan 125 pasien yang diberi obat Remdesivir Gilead di rumah sakit di Chicago berhasil pulih dan dipulangkan.

Sentimen positif juga datang dari rencana AS membuka kembali ekonominya dengan kemunculan pedoman baru oleh Presiden AS Donald Trump untuk pembukaan kembali ekonomi yang rencananya akan dimulai Mei 2020.

Dari sisi internal, Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi PDB kuartal I tahun 2020 akan tertahan di kisaran 4,5 persen sampai 4,6 persen. Angka tersebut melambat dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 5,07 persen.

Baca juga: Masyarakat di Empat Wilayah Ini Bisa Beli BBM dan LPG dari Rumah

“Penyebaran virus corona saat ini menjadi penghambat pencapaian target pertumbuhan ekonomI karena wabah corona melumpuhkan kegiatan sosial dan ekonomi. Namun prediksi ini masih lebih baik dibandingkan PDB kuartal I negara lain yaitu China yang terkontraksi -6,8 persen,” kata dia.

Ibrahim mengatakan guna mempertahankan PDB agar tidak kontraksi di kuartal berikutnya maka pemerintah berupaya mempertahankan ekonomi dalam negeri dengan menambah alokasi jaring pengaman sosial (social safety net) demi mempertahankan daya beli masyarakat.

“Dengan begitu, risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi bisa diminimalisir,” kata dia.

Baca juga: Penumpang dan ABK Terindikasi Corona, KM Dorolonda Dikarantina

Akhir pekan ini, Bank Indonesia sedikit lega karena penguatan mata uang rupiah ditopang penuh oleh data eksternal yang cukup bagus, sehingga tidak terlalu besar melakukan intervensi di pasar valas, obligasi maupun SUN di perdagangan DNDF.

“Ini menjadi berkah tersendiri bagi rupiah, yang begitu perkasa dalam perdagangan akhir pekan. Ini membuktikan bahwa fundamental ekonomi dalam negeri cukup bagus,” ungkap Ibrahim.

Baca juga: Bea Cukai Lelang Online Masker N95 di Tengah Pandemi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com