Contoh lainnya yakni pembangunan embung di Desa Pangadegan, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap.
Embung yang dibuat Perwakilan Petani Pemakai Air (P3A) Usaha Tani Makmur dibangun dengan dimensi 18×13×2,5 meter kubik mampu melayani areal sawah seluas 31 hektar.
Baca juga: Menteri Pertanian: Ketahanan Pangan Jelang Tahun Baru 2020 Aman
"Dari pembangunan embung dan dam parit ini peningkatan Indeks Pertanaman (IP) yang diharapkan semula 200 menjadi 300," harap Sarwo Edhy.
Sementara itu, meski memiliki manfaat serupa, salurah irigasi dari sungai memiliki perbedaan fungsi dengan dam parit dan embung.
Sungai yang memiliki debit minimal 5 liter per detik dan dapat mengaliri usaha tani seluas minimal 25 hektar
Dengan demikian, Edhy menjelaskan, dengan pembangunan saluran sungai, embung dan parit petani bisa menambah produktiftas pertanaman dalam setahun, dari satu kali menjadi dua kali.
Baca juga: Banyak Daerah Kekeringan, Mentan Sebut Ketahanan Pangan RI Kuat
Sarwo Edhy juga memperingatkan agar pemeliharaan saluran air sungai dan bangunan air tersebut harus dirawa. Ini agar debit air tidak kecil saat kemarau dan saat musim hujan tidak meluap.
"Sebaiknya perawatan, pemeliharaan dan konservasi harus dilakukan dari hulu ke hilir," tuturnya.
Perawatan itu dapat dilakukan dengan pengerukan sedimen sungai yang sebaiknya dilakukan secara rutin sebelum musim penghujan datang.
Selain itu juga melakukan perawatan rutin, seperti membersihkan sampah yang menghalangi aliran air.
Baca juga: Banyak Daerah Kekeringan, Mentan Sebut Ketahanan Pangan RI Kuat
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.