JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Koordinasi Penenaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan skenario terburuk realisasi investasi tahun ini bisa lebih rendah 5,6 persen dari target yang ditetapkan akhir tahun.
Dus, prediksi BKPM realisasi investasi tahun ini bisa mencapai Rp 817 triliun, turun Rp 49,1 triliun dari proyeksi yang ditetapkan sebelumnya senilai Rp 866,1 triliun.
Adapun, skema terburuk tersebut berlandaskan dampak virus corona terhadap perekonomian global dan domestik.
Baca juga: Ada Corona, Realisasi Investasi RI Rp 210,7 Triliun di Kuartal I 2020
Hal ini sebetulnya sudah tercermin pada realisasi investasi dalam pos penanaman modal asing (PMA) sepanjang kuartal I 2020 sebesar Rp 98 triliun, anjlok 7 persen secara tahunan, di mana pada Januari-Maret 2019 mampu membukukan investasi senilai Rp 107,9 triliun.
Pencapaian PMA itu lebih rendah daripada realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) kuartal I 2020 sebesar Rp 112,7 triliun.
Sehingga sumbangsih PMA hanya 46,5 persen dari total realisasi kuartal I 2020 senilai Rp 210,7 triliun. Padahal biasanya tiga bulan pertama di awal tahun, PMA lebih tinggi daripada PMDN.
Misalnya, pada kuartal I 2019, PMA menyumbang 55 persen dari total realisasi investasi.
Baca juga: Kepala BKPM: Sengaja Mempersulit Produksi APD, Kita Sikat!
Bahlil menyampaikan, investor asing sangat terpengaruh oleh dampak virus corona.
Sebab, adanya perlambatan ekonomi di beberapa negara investor terbesar Indonesia seperti Singapura dan China. Dengan demikian, permintaan investasi langsung turun.
Adapun lima besar realisasi investasi PMA pada kuartal I-2020 secara berurutan berasal dari Singapura yakni 2,1 juta dollar AS, China 1,3 juta dollar AS, Hong Kong 600.000 dollar AS, Jepang 600.000 dollar AS, dan Malaysia 500.000 dollar AS.
Lebih lanjut, Bahlil bilang, bila dampak virus corona dapat memukul realisasi investasi pada kuartal II 2020.