Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Mentan: Ekspor Pertanian Saat Pandemi Covid-19 Harus Meningkat

Kompas.com - 21/04/2020, 17:42 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

"Saya hari ini bersama Anggota DPR RI dan jajaran eselon I Kementan hadir untuk melepas ekspor dari Sulut, yaitu pala atau rempah-rempah,” ujarnya.

Dia pun mengapresiasi petani dan pelaku usaha agrobisnis di Sulut yang tetap aktif mengekspor rempah-rempah Indonesia.

Dia juga menyebut, permintaan dari negara lain terhadap komoditas ini saat ini, khususnya karena pandemi, masih sangat tinggi.

Baca juga: Di Tengah Virus Corona, Kementan Pangkas Anggaran Rp 3,6 Triliun

“Hanya dengan cara ini menghadapi tantangan Covid 19 itu, sekaligus kita tidak boleh kehilangan kesempatan untuk siapkan pangan," jelasnya.

Rencananya, tujuan ekspor produk ini adalah Belanda, Vietnam, China, Italia, Republik Ceko, Mesir, Jerman, Latvia, Rusia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.

Adapun, komoditas yang dihasilkan petani Sulut ini berupa rempah pala biji, bunga pala, kelapa serabut, minyak sawit, dan kelapa parut.

Perlu diketahui, rempah dan pala asal Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) dikenal sebagai penghasil pala terbaik sehingga permintaan dari negara luar sangat tinggi.

"Hari ini saya melepaskan ekspor ke Belanda, ke negara Eropa. Saya dapat informasi tadi yang ter-lock hanya yang ke India dan ke Italia, itu pun tetap diekspor,” katanya.

Baca juga: Hadapi Musim Kemarau, Kementan Siapkan Pompanisasi dan Pipanisasi

Dia menerangkan, bulan April kemarin ekspor masih tetap berjalan, namun hanya bisa sampai di pelabuhan dan belum bisa dibongkar.

“Tetapi di negara Amerika dan lainnya tetap bisa jalan. Oleh karena itu, kami tetap mendorong ekspor itu," tuturnya.

Ekspor sektor perkebunan jadi andalan

Mengonfirmasi ucapan SYL, Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mengatakan, ekspor asal sub sektor perkebunan memang masih menjadi andalan.

Dia menyebut, di tengah kondisi ekonomi yang melamban, sektor ini diharapkan mampu mendongkrak devisa dari kinerja ekspornya.

Baca juga: Imbas Covid-19, Kementan Kaji Alternatif Pasar Ekspor Komoditas Perkebunan

Dia menjelaskan, dari data Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado, ekspor komoditas pertanian ke 384 negara tujuan untuk periode Januari hingga Maret nilainya Rp 511,12 miliar.

"Artinya terjadi peningkatan nilai ekspor asal Sulut sebesar 176 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, khususnya peningkatan nilai komoditas perkebunan," sebutnya.

Perlu diketahui, besarnya ekspor komoditas pertanian yang dilepas ke-11 negara ini meliputi pala biji sejumlah 46,25 ton senilai Rp 5,17 miliar dan bunga pala 20 ton senilai Rp 6,9 miliar.

Selain itu kelapa serabut 59,51 ton senilai Rp 167,5 juta, minyak sawit 11.763 ton senilai Rp 105,054 miliar, dan kelapa parut 289,9 ton senilai Rp 7,5 miliar.

Baca juga: Lahan Perkebunan Warga Dieksekusi Setelah Dapat SK, Jokowi Ancam Turunkan Tim dari Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com