"Saya hari ini bersama Anggota DPR RI dan jajaran eselon I Kementan hadir untuk melepas ekspor dari Sulut, yaitu pala atau rempah-rempah,” ujarnya.
Dia pun mengapresiasi petani dan pelaku usaha agrobisnis di Sulut yang tetap aktif mengekspor rempah-rempah Indonesia.
Dia juga menyebut, permintaan dari negara lain terhadap komoditas ini saat ini, khususnya karena pandemi, masih sangat tinggi.
Baca juga: Di Tengah Virus Corona, Kementan Pangkas Anggaran Rp 3,6 Triliun
“Hanya dengan cara ini menghadapi tantangan Covid 19 itu, sekaligus kita tidak boleh kehilangan kesempatan untuk siapkan pangan," jelasnya.
Rencananya, tujuan ekspor produk ini adalah Belanda, Vietnam, China, Italia, Republik Ceko, Mesir, Jerman, Latvia, Rusia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.
Adapun, komoditas yang dihasilkan petani Sulut ini berupa rempah pala biji, bunga pala, kelapa serabut, minyak sawit, dan kelapa parut.
Perlu diketahui, rempah dan pala asal Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) dikenal sebagai penghasil pala terbaik sehingga permintaan dari negara luar sangat tinggi.
"Hari ini saya melepaskan ekspor ke Belanda, ke negara Eropa. Saya dapat informasi tadi yang ter-lock hanya yang ke India dan ke Italia, itu pun tetap diekspor,” katanya.
Baca juga: Hadapi Musim Kemarau, Kementan Siapkan Pompanisasi dan Pipanisasi
Dia menerangkan, bulan April kemarin ekspor masih tetap berjalan, namun hanya bisa sampai di pelabuhan dan belum bisa dibongkar.
“Tetapi di negara Amerika dan lainnya tetap bisa jalan. Oleh karena itu, kami tetap mendorong ekspor itu," tuturnya.
Mengonfirmasi ucapan SYL, Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mengatakan, ekspor asal sub sektor perkebunan memang masih menjadi andalan.
Dia menyebut, di tengah kondisi ekonomi yang melamban, sektor ini diharapkan mampu mendongkrak devisa dari kinerja ekspornya.
Baca juga: Imbas Covid-19, Kementan Kaji Alternatif Pasar Ekspor Komoditas Perkebunan
Dia menjelaskan, dari data Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado, ekspor komoditas pertanian ke 384 negara tujuan untuk periode Januari hingga Maret nilainya Rp 511,12 miliar.
"Artinya terjadi peningkatan nilai ekspor asal Sulut sebesar 176 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, khususnya peningkatan nilai komoditas perkebunan," sebutnya.
Perlu diketahui, besarnya ekspor komoditas pertanian yang dilepas ke-11 negara ini meliputi pala biji sejumlah 46,25 ton senilai Rp 5,17 miliar dan bunga pala 20 ton senilai Rp 6,9 miliar.
Selain itu kelapa serabut 59,51 ton senilai Rp 167,5 juta, minyak sawit 11.763 ton senilai Rp 105,054 miliar, dan kelapa parut 289,9 ton senilai Rp 7,5 miliar.
Baca juga: Lahan Perkebunan Warga Dieksekusi Setelah Dapat SK, Jokowi Ancam Turunkan Tim dari Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.