Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Mafia, Komisi VI Tepis Anggapan Ikut dalam Pengadaan Alat Kesehatan

Kompas.com - 21/04/2020, 19:12 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima meminta BUMN Farmasi untuk menjelaskan soal tudingan adanya mafia impor alat kesehatan.

Dia mengaku hal tersebut saat ini ramai dibicarakan di media mainstream maupun media sosial.

Hal tersebut diungkapkan Aria saat rapat virtual antara Komisi VI DPR RI dengan beberapa perusahaan BUMN Farmasi, Selasa (21/4/2020).

“Upaya pencegahan ini seperti apa, supaya masyarakat transparan bahkan dituduhkan juga itu berkolaborasi dengan politisi. Kita sama sekali Komisi VI tidak ikut-ikut mengenai masalah pengadaan pengadaan alat kesehatan ini ya,” ujar Arya.

Baca juga: Lawan Mafia Alkes, Kemendag Diminta Beberkan Persyaratan Impor

Aria menekankan pentingnya transparansi soal impor alat kesehatan. Sebab, saat ini bahan baku obat-obatan dan alat kesehatan 90 persen masih impor.

“Maka patern education di dalam pengadaan dan distribusi saya kira penting, supaya mafia-mafia ini tidak memanfaatkan situasi yang ada dan pentingnya rapat ini salah satunya adalah memberikan tranparansi dan akuntabilitas “ kata Aria.

Politisi Partai Demokrat ini tak ingin di masa pandemi corona ada oknum-oknum yang memanfaatkan keadaan untuk mengeruk keuntungan.

“Orang baik saya lihat muncul di berbagai media sosial yang empati terhadap situasi sekarang ini. Tapi situasi yang sama juha muncul orang orang yang tidak baik atau orang-orang yang bandit-bandit yang memanfaatkan situasi ini untuk sekedar mencari keuntungannya,” ucap dia.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, saat ini mayoritas bahan baku untuk obat-obatan dan alat kesehatan yang beredar di Indonesia masih impor.

Mantan bos klub sepak bola Inter Milan ini mengaku prihatin dengan kondisi tersebut.

“Mohon maaf kalau saya bicara ini, sangat menyedihkan kalau negara sebesar Indonesia ini, 90 persen bahan baku dari luar negeri untuk industri obat. Sama juga alat kesehatan, mayoritas dari luar negeri,” ujar Erick usai meninjau RS Pertamina Jaya, Kamis (16/4/2020).

Menurut Erick, mewabahnya virus corona di Indonesia harus dijadikan cambukan untuk mengubah hal tersebut. Dengan demikian, nantinya bangsa Indonesia tak akan lagi tergantung dengan negara lain.

“Saya mohon maaf kalau menyinggung beberapa pihak. Janganlah negara kita yang besar ini selalu terjebak praktik-praktik yang kotor, sehingga alat kesehatan mesti impor, bahan baku mesti impor,” kata Erick.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com