Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapatan Garuda Indonesia Anjlok 33 Persen akibat Virus Corona

Kompas.com - 22/04/2020, 17:24 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) memproyeksikan kinerja kuartal I 2020 akan terjadi penurunan pendapatan sebesar 33 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pada kuartal I 2020, perseroan memproyeksikan pendapatan perusahaan akan tertekan, sebagai akibat dari penyebaran virus corona atau Covid-19.

Pendapatan operasional pada tiga bulan pertama tahun ini diprediksi merosot 33 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca juga: Imbas Corona, Garuda Potong Gaji Karyawannya

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (22/4/2020), turunnya pendapatan ini disebabkan karena turunnya pendapatan penumpang.

Ada dua faktor penyebabnya yakni jumlah penumpang yang anjlok dan harga jual tiket yang lebih rendah dibanding tahun lalu.

Padahal pendapatan penumpang ini menyumbang 80 persen dari total pemasukan perusahaan.

"Kondisi market penumpang ini tentunya menekan Perseroan untuk memangkas kapasitas produksi yang dimiliki, tercermin dari frekuensi penerbangan dan ASK (available seat kilometers) yang menurun," ujar Manajemen GIAA dalam keterbukaan informasi, Rabu.

Baca juga: Garuda Indonesia Beri Layanan “Spesial” ke Tenaga Medis, Apa Itu?

Tak hanya itu, GIAA juga memprediksi kondisi perusahaan akan semakin terpuruk di bulan Mei-Juni mendatang.

Pasalnya, pada periode tersebut biasanya penerbangan padat (high season) karena liburan sekolah dan juga bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri.

"Beberapa pendapat ahli memperkirakan situasi pandemi (COVID -19) akan berakhir paling cepat pada akhir Mei dan paling lambat pada akhir Juli 2020. Hal ini akan membuat industri penerbangan menjadi semakin terpuruk dikarenakan bulan Mei-Juni seharusnya merupakan high season bagi industri penerbangan dikarenakan adanya Hari Raya Idul Fitri dan juga libur sekolah," ungkap perseroan.

 

Garuda juga memprediksi tak akan ada penerbangan haji di tahun 2020 ini, mengingat otoritas Arab Saudi masih menutup perjalanan Umroh hingga saat ini.

Baca juga: Ini Alasan Bos Garuda Potong Gaji Karyawan

Padahal pada Januari 2020 lalu, pemerintah sudah menetapkan Guruda Indonesia, bersama dengan tiga maskapai lainnya, yakni Saudi Arabia Airlines, Citilink, dan Flynas sebagai operator penerbangan jamaah haji Indonesia tahun 2020.

Sebagai perbandingan, mengacu laporan keuangan kuartal I-2019, total pendapatan Garuda mencapai 1,099 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 16,49 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per dollar AS), dari periode yang sama tahun 2018 yakni 983 juta dollar AS atau Rp 14,75 triliun.

Adapun laba bersih 20,48 juta dollar AS atau Rp 307 miliar, dari sebelumnya rugi bersih 65,34 juta dollar AS.

Jika terjadi penurunan 33 persen pendapatan, maka estimasi pendapatan GIAA pada 3 bulan pertama tahun ini bisa sekitar 736 juta dollar AS atau setara Rp 11 triliun. (Selvi Mayasari)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Pendapatan Garuda Indonesia (GIAA) anjlok 33% terdampak wabah virus corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Work Smart
Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com