JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Transportasi dan Tata Kota Yayat Supriatna menilai, pelarangan mudik yang berlaku mulai hari ini, Jumat (24/4/2020) memiliki dampak signifikan karena transportasi merupakan penyambung kegiatan.
Artinya segala kegiatan ekonomi yang berhubungan erat dengan transportasi otomatis mandek, mulai dari rumah makan dan SPBU di rest area, jasa travel, hingga platform pemesanan tiket online.
"Wah ini memang berat, ya. Bagaimana nasib SPBU, rumah makan di rest area, pemesanan tiket online, yang kira-kira akan drop. Ini rantainya panjang karena transportasi turunan dari kegiatan," kaya Yayat kepada Kompas.com, Jumat (24/4/2020).
Baca juga: Mulai 7 Mei, Masyarakat yang Nekat Mudik Didenda Rp 100 Juta
Yayat menuturkan, penyedia jasa transportasi sebetulnya ingin memperkecil risiko akibat wabah virus dengan memaksimalkan momen Ramadhan dan Lebaran tahun ini. Setidaknya, bisa memperpanjang nafas dan sedikit menutup kerugian.
Adanya pelarangan mudik sontak membuat perusahaan jasa transportasi di semua lini kocar-kacir. Namun di sisi lain, kebijakan soal pelarangan mudik perlu diterapkan secara cepat dan tepat.
"Tadinya ingin recovery, jadi masih bisa bernafas. Sekarang banyak bus AKAP menggarasikan bus-busnya, digarasikan pun butuh pemeliharaan," ujar Yayat.
Belum lagi tidak semua perusahaan jasa tak memiliki beban utang. Beban utang yang besar akan menambah berat penyesuaian bisnis, di samping belum adanya stimulus khusus dari pemerintah terhadap seluruh perusahaan jasa transportasi.
Baca juga: Pesawat Komersil Dilarang Angkut Penumpang Mulai 24 April sampai 1 Juni 2020
"Kalau OJK kemarin kan batas keringanannya hanya untuk bisnis di bawah Rp 10 miliar. Kalau bus itu kayaknya enggak ada yg murah-murah, ya. Cukup besar," jelas Yayat.
Bisnis penerbangan dan kapal laut pun sama menderitanya. Penerbangan kargo yang tak disertai dengan penerbangan penumpang cukup membuat ongkos kirim membengkak.
Baca juga: Kapal Penumpang Dilarang Beroperasi hingga 8 Juni 2020
Maskapai dan kapal laut mesti mengembalikan tiket para penumpang yang sudah memesan dari jauh-jauh hari. Penumpang kapal laut juga harus sepi sejak virus corona banyak ditemukan di sejumlah pelayaran.
"Ya (pemerintah berikan stimulus) untuk operator ya utamanya yang perorangan paling terpukul. Jasa-jasa rental dan travel. Ini pelan tapi pasti yang kena bukan hanya sektor transportasi," pungkas Yayat.
Baca juga: Covid-19, Larangan Terbang, dan Bangkrutnya Maskapai Penerbangan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.