Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF Proyeksi Ekonomi RI 2021 Tumbuh 8,2 Persen, Faisal Basri: Ada yang Aneh...

Kompas.com - 24/04/2020, 18:13 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 bisa melesat hingga 8,2 persen.

Sementara tahun ini, perekonomian Indonesia diproyeksi tumbuh 0,5 persen lantaran tertekan oleh pandemik virus corona (Covid-19).

Ekonom Senior Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri mengatakan, proyeksi IMF tersebut tak masuk akal. Pasalnya, tahun depan pertumbuhan ekonomi RI hasil proyeksi IMF tersebut adalah yang tertinggi sejak era Soeharto.

"Ada yang aneh dari IMF, rebound 2021 luar biasa melebihi pertumbuhan ekonomi tahun-tahun sebelumnya. Jadi istilahnya kemerosotan tahun ini akan dibayar penuh, dan bonus di tahun berikutnya seakan-akan perekonomian akan normal dan hidup kembali," ujar dia ketika memberikan keterangan melalui video conference, Jumat (24/4/2020).

Baca juga: BI Ramal Ekonomi Indonesia Pulih Pada 2021

Menurut Faisal, perekonomian Indonesia tahun ini hanya akan tumbuh 0,5 persen. Namun jika kondisinya semakin buruk, bisa mencapai negatif 2,5 persen.

Selanjutnya di 2021, Faisal memproyeksi ekonomi RI tumbuh 4,9 persen dan meningkat 5 persen di 2022. Sementara di 2023-2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi sebesar 5,2 persen.

"Jadi enggak ada tuh 8 persen," jelasnya.

Menurut Faisal, cenderung tertekannya pertumbuhan ekonomi Indonesia disebabkan oleh penanganan pandemik virus corona yang tidak karuan.

Puncak pandemi virus corona yang belum diketahui waktunya akan membuat ongkos ekonomi semakin mahal.

"Indonesia amat sulit prediksi, karena penanganan COVID-19 enggak karu-karuan, tanggung, mudik udah jutaan orang keluar baru dilarang. PSBB, macet di Pancoran seperti enggak ada apa-apa. Kita enggak pernah tahu puncak kapan dan ongkos ini akan semakin besar," tuturnya.

Meski demikian, Faisal menyebut masih ada beberapa sektor yang menjadi tumpuan ekonomi dan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan tahun ini. Di antaranya adalah sektor farmasi dan produk konsumsi.

"Farmasi, hospital, intinya ada sektor-sektor enggak bisa hidup tanpa dia. Consumer product, enggak akan terdampak karena dia hasilkan produk yang dibutuhkan masyarakat. Ke depan, yang bisa dikembangkan adalah sektor industri manufaktur," tambahnya.

Baca juga: Dampak Wabah Corona, Luhut Perkirakan Ekonomi Indonesia Hanya 4 Persen

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com