JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi virus corona (Covid-19) membawa defisit AS menjadi yang terbesar sepanjang sejarah Amerika. Bahkan, proporsi itu mendorong tingkat pengangguran nasional mencapai 16 persen atau lebih tinggi bulan ini.
Karantina wilayah di penjuru AS guna mengurangi penyebaran virus corona telah memukul ekonomi karena banyak bisnis tutup sekaligus meningkatkan angka pengangguran.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett menilai, ekonomi AS akibat pandemi corona merupakan guncangan negatif yang terbesar.
Baca juga: Imbas Covid-19, Jumlah Pengangguran RI Bisa Melonjak
Dia memprediksi, tingkat pengangguran akan mendekati angka saat masa krisis ekonomi The Great Depression (Depresi Besar) tahun 1930-an. Sejarah kelam AS itu berlangsung sekitar 10 tahun lamanya.
"Ini adalah situasi yang sangat parah. Guncangan negatif terbesar yang menurut saya pernah dilihat oleh ekonomi kita. Kami melihat tingkat pengangguran mendekati angka yang kami lihat selama The Great Depression (tahun 1930-an)," kata Kevin Hassett dikutip Reuters, Senin (27/4/2020).
Hassett menuturkan, melonjaknya tingkat pengangguran membuat negara membutuhkan lebih banyak stimulus untuk rebound yang lebih kuat.
Adapun sejak pertengahan Maret, sebanyak 26,5 juta orang Amerika telah mengajukan tunjangan pengangguran. Pada saat yang sama, penjualan ritel, pembangunan (renovasi) rumah, dan kepercayaan konsumen meningkat.
Kantor Anggaran Kongres non-partisan juga memperkirakan PDB AS akan terkontraksi pada tingkat tahunan hampir 40 persen pada kuartal II 2020, dengan pengangguran naik 16 persen pada kuartal III-2020.
Bahkan tahun depan, Badan Anggaran Kongres (CBO) melihat tingkat pengangguran masih rata-rata di atas 10 persen.
"Saya pikir tingkat pengangguran akan melonjak ke level sekitar 16 persen atau bahkan lebih tinggi dalam laporan berikutnya," ujar Hasset.
Baca juga: 22,02 Juta Orang di AS Klaim Tunjangan Pengangguran
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.