Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nabung Emas Bisa Jadi Investasi Menguntungkan Saat Pandemi Covid-19?

Kompas.com - 27/04/2020, 16:06 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Pegadaian (Persero) melaporkan harga emas naik 21 persen sejak awal tahun 2020.

Hal ini dinilai merupakan fakta bahwa emas adalah salah satu bentuk investasi menguntungkan selama pagebluk virus corona.

Harga emas yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun seiring kondisi perekonomian global yang tak menentu dan pandemi Corona menjadikan logam mulia sebagai aset safe haven,” ujar Sekretaris Perusahaan Pegadaian R Swasono Amoeng Widodo melalui siaran media, Senin (27/04/2020).

Baca juga: Awal Pekan, Harga Emas Antam Turun Rp 4.000

Pada bulan Januari 2020, harga emas berada pada kisaran level Rp 700.000 per gram dan hingga akhirnya pada pekan ini berada di kisaran Rp 900.000 per gram, yakni Rp 939.000 per gram pada hari ini.

Amoeng menjelaskan, di tengah kondisi pandemi seperti saat ini, banyak masyarakat Indonesia kebingungan untuk memilih menjual atau menyimpan emas mereka.

Pasalnya, dalam kondisi tak menentu, masyarakat cenderung untuk memilih investasi yang paling aman dengan risiko rendah.

Dengan kenaikan harga emas seperti saat ini, menabung emas adalah pilihan yang bijak. Hal ini dikarenakan menabung dalam bentuk emas merupakan investasi yang paling menguntungkan dan bersifat likuid atau mudah dicairkan.

“Jadi solusinya kalau membutuhkan dana, lebih baik dijaminkan ke lembaga keuangan yang menyediakan skema pinjaman dengan jaminan emas,“ jelas dia.

Baca juga: 5 Keuntungan Punya Tabungan Emas Batangan

Guna memberikan kemudahan dalam menabung emas, Amoeng mengungkapkan perusahaan penggadaian pelat merah tersebut sudah menyediakan fasilitas Tabungan Emas sejak 2014.

Produk tersebut memiliki sejumlah keunggulan yaitu pembelian dengan harga terjangkau, transaksinya sangat mudah dan aman.

“Tabungan Emas Pegadaian merupakan tabungan keluarga, karena bisa dimiliki anak dan orang tua. Memiliki tabungan emas ini sangat mudah, dengan biaya administrasi sebesar Rp 10.000 (saat awal buka) dan biaya simpanan sebesar Rp 30.000/tahun. Kemudian hanya dengan menabung mulai Rp 9.000-an saja maka terkonversi di buku tabungannya dalam satuan gram,” tambahnya.

Pegadaian mencatat, hingga saat ini kurang lebih 5,3 juta nasabah yang memiliki produk Tabungan Emas per Maret 2020.

Produk Tabungan Emas dapat dimiliki dengan mudah, melalui transaksi digital melalui aplikasi Pegadaian Digital dan beberapa marketplace yang sudah bekerja sama.

Transaksi digital dalam menabung di Tabungan Emas Pegadaian pun cukup mudah, bisa dilakukan dengan cara transfer bank.

Baca juga: Harga Emas Meroket, Jumlah Nasabah Tabungan Emas Pegadaian Melonjak

Top up saldo tabungan emas juga dapat dilakukan melalui ATM ataupun secara online melalui channel perbankan. Artinya nasabah tidak perlu datang ke outlet.

Untuk transaksi secara manual, Tabungan Emas Pegadaian dapat diakses masyarakat melalui transaksi di 4.115 outlet dan 9.674 agen yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Kami akan terus mendorong perluasan layanan untuk memberikan akses yang lebih baik bagi masyarakat, baik melalui transaksi secara digital maupun non digital,” papar Amoeng.

Produk Tabungan Emas ini memiliki keunggulan bisa dijual kembali ke Pegadaian bila sewaktu-waktu memerlukan dana dengan harga emas terkini.

Keunggulan lain adalah emas bisa dijadikan agunan gadai, bisa diwujudkan fisik berupa logam mulia atau perhiasan dan bisa menjadi agunan biaya naik haji dan umroh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com