Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanganan Covid-19 Efektif, Mata Uang Negara-negara Ini Terus Menguat

Kompas.com - 28/04/2020, 14:32 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Australia, Selandia Baru dan Korea Selatan merupakan sedikit negara yang dianggap mampu menahan persebaran virus corona (Covid-19) secara efektif.

Kesuksesan itu pun turut mendorong kepercayaan investor dan hal tersebut ditunjukkan melalui penguatan mata uang masing-masing negara.

Dikutip dari CNBC, dengan kegiatan ekonomi yang kembali dibuka, kurs ketiga negara tersebut bergerak menguat jika dibandingkan dengan awal tahun ketika wabah mulai memasuki kawasan Asia Pasifik.

Baca juga: Tinggal Dua Hari, Baru 10,13 Juta Orang Lapor SPT

Secara kontras, banyak negara tetangga kawasan yang masih mengalami kesulitan untuk mengontrol pandemi.

"Selandia Baru dan Australia telah sangat efektif dalam mengontrol persebaran Covid-19 dan mulai siap untuk kembali membuka ekonominya," ujar Managing Director of Foreign Exchange Strategi BK Asset Management Kethy Lien dalam keterangan tertulisnya.

Di Australia, dollar Australia terus bergerak menguat meski di sisi lain Purchasing Managers' Index (PMI) mengalami pelemahan.

Baca juga: Pemerintah Lelang SUN Rp 62,6 Triliun dengan Cara Private Placement

Perdana Menteri Australia Scott Morrison pun mengatakan bakal membuka perekonomian yang aman sesuai dengan protokol Covid-19.

Sebagai informasi, PMI merupakan indikator ekonomi yang menunjukkan kinerja industri manufaktur.

"Fakta bahwa negara-negara ini siap untuk memulai kembali kegiatan setelah secara efektif mengendalikan COVID-19 (dan bukan sebelumnya) berarti bahwa mereka melompat dan melampaui AS dalam hal pemulihan ekonomi, yang seharusnya sangat positif untuk mata uang mereka," kata Lien.

Baca juga: Ekonomi Jepang dan Singapura Bakal Paling Parah Terdampak Corona?

Berikut daftar mata uang yang bergerak menguat di tengah pandemi virus corona:

Dollar Australia

Tahun lalu, dollar Australia merupakan salah satu mata uang berkinerja terburuk di kawasan Asia Pasifik. Hal itu disebabkan oleh kinerja perekonomian yang melambat.

Di awal 2020, nilai tukar dollar Australia terhadap dollar Amerika Serikat mencapai 0,7 dollar, sebelum akhirnya tertekan jadi 0,57 dollar AS pada pertengahan Maret karena kekhawatiran terhadap virus mulai terjadi.

Namun demikian saat ini, dollar Australia telah menguat 11,4 persen menjadi 0,64 dollar AS.

Australia bertindak cepat ketika wabah muncul di negara itu, menutup perbatasannya dan melakukan pembatasan mobilitas warganya. Minggu ini, Australia mencatatkan penambahan kasus baru harian hanya satu digit.

Baca juga: Faktor Hoki, Penerima Kartu Prakerja Ditentukan Lewat Pengacakan

Pemerintah setempat pun mengatakan bakal mulai mengurangi beberapa batasan.

Negara ini memiliki total 6.721 kasus dan 83 kematian pada tanggal 27 April, menurut data John Hopkins.

Dollar Selandia Baru

Pada sekitar pertengahan Maret, mata uang Selandia Baru berada pada titik terendah menjadi 0,5666 dollar Selandia Baru per dollar AS. Sejak itu telah naik sekitar 6,4 persen di atas level 0,60 dollar AS.

Pada Senin (27/4/2020), Selandia telah menurunkan tingkat siaga dan memungkinkan pertemuan hingga 10 orang serta mengizinkan bisnis untuk dibuka kembali.

Meskipun pelaku usaha tidak dapat secara fisik berinteraksi dengan pelanggan. Negara itu sebelumnya telah meningkatkan tingkat siaga ke tingkat siaga tertinggi, yang berarti tidak ada pertemuan yang diizinkan dan semua bisnis yang tidak penting ditutup.

Baca juga: Resesi Pandemi Covid-19, Penasihat Trump: Ini Guncangan Terbesar Dibanding Great Depression

Dibandingkan dengan negara lain, Selandia Baru termasuk negara dengan jumlah kasus Covid-19 terendah setelah negara tersebut melakukan lockdown ketat setelah kasus pertama muncul.

Saat ini, terdapat 1.472 kasus Covid-19 di Selandia Baru dengan 19 kematian.

Won Korea Selatan

Korea Selatan mulanya merupakan negara di luar China yang terdampak paling parah virus corona. Namun kini, Korea Selatan menjadi salah satu panutan dalam pengendalian virus dengan melakukan pelacakan kontak secara intensif serta melakukan pengujian atau test Covid-19 secara masif.

Korea Selatan pun telah melonggarkan aturan pembatasan sosial yang membuat kondisi negara tersebut sangat kontras dengan negara-negara lain di dunia. Orang-orang di Korea Selatan telah kembali bekerja dan pergi ke mal atau bahkan makan di restoran.

Indeks Kospi Korea Selatan telah bangkit kembali dan demikian pula mata uangnya. Won Korea melemah ke level di atas 1.270 pada awal Maret, tetapi menguat hampir 5 persen sekitar pertengahan April karena kasus berkurang.

Baca juga: Panduan Cara Mencairkan Dana Insentif Kartu Prakerja di ATM

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com