Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuartal I-2020, Pembiayaan BTPN Syariah Tumbuh 22,1 Persen

Kompas.com - 29/04/2020, 11:14 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS,com – PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah (BTPN Syariah) mencatatkan penyaluran pembiayaan Rp 9,2 triliun di kuarta I-2020, atau tumbuh 22,1 persen dibanding periode yang sama di tahun selalu yang hanya Rp 7,5 triliun.

Melalui laporan kuartal pertama, BTPN Syariah juga mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 9,7 triliun atau tumbuh 23,8 persen dari periode sebelumnya Rp 7,8 triliun.

Sementara ratio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/ NPF) tetap terjaga sebesar 1,4 persen dan ratio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) masih kuat di posisi 42,4 persen.

Baca juga: Tertarik Beli Emas Batangan? Ini Harga Terbarunya di Pegadaian

Hingga periode ini, total aset BTPN Syariah tumbuh 27,6 persen menjadi Rp 16 triliun dari periode sebelumnya Rp 12,5 triliun. Adapun laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 402 miliar, tumbuh 39,5 persen dari tahun sebelumnya Rp 288 miliar (Year on Year/YoY).

Direktur Kepatuhan yang merangkap Corporate Secretary BTPN Syariah, Arief Ismail mengatakan saat ini BTPN Syariah fokus melayani segmen keuangan inklusif, dan bertekad untuk terus membangun optimisme kepada nasabahnya untuk melampaui masa sulit pandemi Covid-19 bersama-sama.

Program BTPN Syariah dalam penyaluran pembiayaan adalah dengan pendampingan yang berkelanjutan, melayani transaksi keuangan masyarakat, serta mengetahui kebutuhan mereka sesuai anjuran regulator.

“Kita sama-sama tahu kondisi pandemi saat ini memang tidak mudah bagi semua usaha termasuk perbankan. Sehingga bisa saja pertumbuhan yang kami catatkan berikutnya tidak semoncer saat ini,” kata Arief melalui siaran media, Rabu (29/4/2020).

Baca juga: Harga Emas Antam Turun Rp 7.000 Per Gram

Sementara itu, dengan model nasabah yang terbiasa dilayani oleh petugas lapangan langsung ke tempat mereka secara regular, BTPN Syariah membatasi pertemuan yang memenuhi protokoler kesehatan yang berlaku.

Adapun cara yang bisa dilakukan adalah berkomunikasi rutin melalui telepon, whatsapp atau SMS. Pendekatan ini tetap dilakukan untuk mengetahui kebutuhan nasabah, misalnya relaksasi pembiayaan, atau sekedar melayani penarikan tabungan.

“Namun yang terpenting dari itu semua, pendekatan ini ditujukan demi memastikan semangat mereka untuk terus berusaha tetap terjaga, agar kreativitas tumbuh dan tidak menyerah menghadapi masa sulit ini,” jelas Arief.

Baca juga: Jangan Lupa Kirim Foto Meteran Listrik PLN via WA, Begini Caranya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com