JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan, Singapura adalah negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia pada kuartal I 2020.
Selama periode Januari-Maret 2020, investasi asing yang masuk dari Singapura mencapai 2,7 miliar dollar AS atau 40 persen dari total Penanaman Modal Asing (PMA).
Plt Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratna Dewi mengatakan, investasi Singapura tersebut meningkat 58 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
Baca juga: BKPM: Sektor Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi Raup Investasi Terbanyak
Pada kuartal I 2019, nilai investasi Singapura yang masuk ke Indonesia mencapai 1,72 miliar dollar AS.
"Bahkan jika dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2019, investasi Singapura meningkat tajam 141 persen dengan nilai investasi sebelumnya hanya 1,13 miliar dollar AS," ujar Farah dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (29/4/2020).
Menurut Farah, salah satu faktor tingginya investasi Singapura karena tidak murni dari Singapura. Banyak negara-negara lain yang melakukan investasinya ke Indonesia melalui Singapura, seperti Korea Selatan, China, Amerika Serikat maupun Eropa.
"Jadi negara-negara tersebut membangun hub-nya di Singapura, kemudian berinvestasi di Indonesia. Dalam sistem kita tercatat asal negara investasi dari Singapura. Maka tidak aneh jika Singapura selalu berada di peringkat teratas investasi di Indonesia," katanya.
Baca juga: BKPM Akan Revisi Target Investasi RI Akibat Pandemi Covid-19
Farah juga menambahkan, ke depannya BKPM akan mengajak negara-negara tersebut untuk langsung berinvestasi di Indonesia tanpa perantara.
Sementara itu, berdasarkan data yang ada di Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (Pusat KOPI) BKPM, investasi dari Singapura tersebut didominasi sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan nilai 431,9 juta dollar AS.
Kemudian, sektor listrik, gas dan air dengan nilai 373,1 juta dollar AS, tanaman pangan, perkebunan dan perternakan dengan nilai 338,6 juta dollar AS, serta industri logam dasar barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar 285,9 juta dollar AS.
Sementara itu, berdasarkan lokasi penyebaran investasinya berada di DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Lampung dan Jawa Barat.
"Untuk penyebaran wilayahnya yang paling banyak berada di wilayah DKI Jakarta, lalu disusul dengan Kepulauan Riau dan yang paling sedikit berada di wilayah Jawa Barat," terang Farah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.