KOMPAS.com - Puluhan ribu pekerja tengah mencelup, menggunting kain, juga merapikan jahitan di sebuah ruang yang luas.
Mereka bekerja dalam tiga giliran durasi kerja di tengah pandemi Covid-19 merebak.
Para pekerja itu membuat masker. Puluhan juta sudah yang diproduksi sejak awal Maret lalu.
Pemimpin produksi di 25 pabrik yang terus aktif bekerja adalah Anne Patricia Sutanto. Ia merupakan Vice Chief Eksekutif Officer PT Pan Brothers, Tbk. yang memproduksi masker.
Anne pun memonitor seluruh proses produksi itu dari Tangerang, Banten, kantor pusatnya.
Tak cuma membuat masker, ada juga alat pelindung diri, hazardous material atau hazmat buat dokter dan perawat yang menangani pasien Covid-19.
Adapun Pan Brothers merupakan produsen pakaian kelas atas, Hugo Boss, Zara, dan pakaian olahraga ternama, Adidas juga Nike.
Pan Brothers sengaja membentuk divisi khusus untuk masker yang dibentuk sejak Maret lalu.
Divisi itu membuat tiga jenis masker yang bisa dicuci, salah satunya setara dengan medical masker. Masker tersebut dibuat tiga lapis kain dengan penyaring debu dan bakteri di dalamnya.
“Bahan penyaringnya memang masih impor, tapi dibuat di sini (Indonesia),” ucap Anne.
Sejak wabah Covid-19, kesibukan pabrik-pabrik Pan Brothers di empat provinsi, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten bukannya menurun, justru meningkat.
“Kami tambah pegawai lagi, jadi 40 ribu orang,” katanya.
Waktu bekerja sengaja dibagi jadi tiga shift (giliran pekerjaan) demi mengikuti protokol Covid-19, yakni jaga jarak. Dengan sistem kerja sedemikian rupa, maka para pekerja tak bisa sekaligus semua masuk.
Anne yang diajak untuk berkontribusi memproduksi APD, mengaku senang dan bangga karena bisa membantu negara yang sedang dalam kondisi sulit. Sekaligus, imbuh dia, tetap juga membantu bangsa lain.