JAKARTA, KOMPAS.com - Pendapatan negara diprediksi turun dari tahun lalu akibat tekanan pandemi Covid-19.
Pengamat Fiskal Awalil Rizky mengatakan, pendapatan negara bakal turun lebih dalam dibandingkan proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia memproyeksikan, pendapatan negara hanya Rp 1.650 triliun pada 2020.
"Kita harus mengira pemerintah cuma punya pendapatan Rp 1.650 triliun," ujarnya dalam sebuah seminar virtual, Sabtu (2/5/2020).
Baca juga: Polemik 500 TKA China, Pengusaha Merasa Miris, Pemerintah Dicap Inferior
Menurutnya, hal tersebut diakibatkan berbagai stimulus yang digelontorkan pemerintah, utamanya dalam bentuk insentif perpajakan.
Dengan skenario tersebut, diperkirakan penerimaan pajak sebesar Rp 1.400-1.462 triliun dan jika PPN juga dibebaskan pemerintah maka pendapatan pajak hanya sebesar Rp 1.150 triliun.
"Jadi PPN nyaris tidak mungkin, kita bungkus Rp 1.400 triliun. PNBP jelas turun, sebelumnya diperkirakan Rp 160,4 triliun lalu di outlook pemerintah turunkan jadi Rp 82,2 triliun dengan asumsi harga minyak 30 dollar AS," tutur Awalil.
Baca juga: Harga BBM Belum Turun, Dahlan: Sedekah Terbesar Kita ke Pertamina
Selain itu, dari sisi pembelanjaan negara, pagu anggarannta justru meningkat guna merespon pandemi Covid-19.
Kendati pemerintah mengupayakan adanya penghematan, namun angka belanja secara total diprediksi masih akan naik, diikuti defisit anggaran yang semakin melebar.
"Pemerintah menurut dugaan saya itu akan mengalami defisit Rp950 triliun pada 2020, jadi sudah hampir 2,5 kali lipat lebih," ucapnya.
Baca juga: Daftar Pelanggan PLN yang Dapat Listrik Gratis dari Pemerintah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.