Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sukses Bisnis Fotografi Sweet Escape, David Soong Berencana Investasi Co-living

Kompas.com - 03/05/2020, 10:46 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sukses membangun bisnis platform fotografi traveling, kini CEO dan Co-Founder Sweet Escape David Soong berencana merambah investasi baru, yakni co-living.

Meskipun saat ini berbagai sektor terpukul dengan kondisi pandemi Covid-19, namun Soong yakin ini merupakan waktu yang tepat untuk berinvestasi pada bisnis co-living.

“Sebenarnya malah (prospek bisnis Coliving) bagus, karena (kondisi pandemi) membuat budget orang menurun yang tadinya dia punya budget untuk menyewa 1 unit apartemen, sekarang budgetnya turun dan harus sharing bersama teman-temannya,” kata Soong saat dihubungi Kompas.com Jumat (1/5/2020).

Baca juga: Menilik Cuan Bisnis Apartemen Co-Living untuk Milenial

Soong berencana berinvestasi pada platform bisnis co-living, Flokq yang merupakan sebuah penyedia layanan co-living milik pengusaha Anand Janardhanan yang mulai beroperasi sejak Agustus 2019.

Dalam kondisi pandemi Covid-19, Soong menilai sektor pariwisata seperti hotel memang merupakan salah satu sektor yang terpukul, namun menurutnya bisnis co-living berbeda dengan hotel.

Dia mengatakan, co-living merupakan penginapan yang menargetkan long term stay, sementara hotel hanya short term stay, sehingga peluang bisnis co-living lebih besar disaat pandemic Covid-19.

“Kalau saya lihat itu yang terimbas travel, kalau co-living itu kan long term stay yang artinya dapat dijadikan tempat tinggal seperti ekspatriat yang bekerja kontrak 1 tahun atau bahkan 6 bulan, dan bukan business trip (seperti hotel) yang hanya 1 sampai 2 hari,” ungkap dia.

Baca juga: Perhatikan Ini, Jika Ingin Investasi Emas Saat Pandemi Covid-19

Disisi lain, Soong menangkap peluang bisnis dari tren co-living yang saat ini kian bertumbuh, dengan minat yang tinggi dari para eksekitif dan profesional yang ingin tinggal di pusat kota Jakarta dengan anggaran yang minim.

“Misalkan executive yang kerja di perusahaan startup. Kalau di luar negeri, co-living ini diterima pasar. Seperti di AS, Eropa dan Singapura. Jadi timing-nya pas, 2 sampai 3 tahun lagi ini akan menjadi hal yang normal,” tambah dia.

Menurut dia, berinvestasi dalam kondisi yang tidak pasti ini haruslah penuh dengan kehati-hatian.

Ada dua hal yang penting untuk mempertimbangkan investasi dalam kondisi sekarang yakni siapa pendirinya dan bagaimana respons pasar.

“Saya ada banyak pengalaman di startup dan saya melihat banyak potensi, bergantung apakah founder-nya very strong dan timing di market-nya pas. Menurut saya udah cukup modern saat ini, dan co-living diterima,” ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com