Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Corona, Sweet Escape Cari Peluang Bisnis Fotografi Dadakan

Kompas.com - 03/05/2020, 14:06 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kondisi pandemi virus corona atau Covid-19 membuat sektor pariwisata terdampak.

Kondisi ini membuat banyak pelaku usaha harus memutar otak agar bisnis terus berjalan.

Salah satunya adalah platform SweetEscape banting setir dari yang sebelumnya bisnis fotografi traveling menjadi bisnis fotografi dadakan.

Baca juga: Sukses Bisnis Fotografi SweetEscape, David Soong Berencana Investasi Co-living

CEO dan Co-Founder SweetEscape David Soong mengatakan, pihaknya memanfaatkan peluang bisnis lain di tengah pandemi Covid-19 saat kegiatan liburan terhenti.

Caranya dengan foto dadakan untuk keperluan penjualan online di marketplace.

“Jadi kita berkomitmen dengan fotografer kita untuk mendongkrak O to O (Offline to Online) commerce dengan memotret produknya seperti sepatu, makanan, dan paling banyak itu makanan,” kata Song kepada Kompas.com, Jumat (1/5/2020)

Soong menjelaskan, saat ini banyak konsumen yang menggunakan jasa fotografi dadakan untuk berjualan secara daring.

Ini kebanyakan dilakukan oleh UKM yang mencari kesempatan dan peluang bisnis dimasa sulit.

Baca juga: Ide dan Konsep Out of the Box Jadi Rahasia Kesuksesan Rio Motret di Dunia Fotografi

“Di masa pandemi ini banyak kesempatan baru dimana foto dadakan melonjak, misalnya dulu kan orang booking kita untuk travel kan. Tapi di masa pandemi ini banyak kesempatan baru dalam bisnis UKM dadakan yang mau jualan online. Jadi kita motretnya belok dari liburan ke bisnis,” tambah dia.

Tahun lalu, SweetEscape mengumumkan telah mendapat suntikan dana sebesar 6 juta dollar AS atau sekitar Rp 89,7 miliar (kurs Rp 14.961 per dollar AS) dalam pendanaan seri A.

Putaran pendanaan seri A SweetEscape melibatkan beberapa perusahaan modal ventura, seperti Openspace Ventures, Jungle Ventures, dan Burda Pricipal Investments.

Namun demikian, tahun ini Soong belum memastikan apakah ia akan mendapat pendanaan lagi atau tidak. Pasalnya, saat kondisi yang tidak pasti investor cenderung was-was dalam berinvestasi.

“Investor juga dimasa krisis gini lebih was-was untuk melakukan pendadnaan. Tapi masih ada kemungkinan karena ada juga ngobrol dengan beberapa dan masih belum bisa dipastikan,” tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com