Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham-saham Ini Paling Banyak Dilego Asing

Kompas.com - 04/05/2020, 06:10 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepekan lalu, investor asing masih mencatatkan aksi jual bersih atau net sell hingga Rp 2,68 triliun.

Beberapa saham yang paling banyak dilepas investor asing selama sepekan di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan net sell hingga Rp 980,6 miliar.

Disusul oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Astra International Tbk (ASII) yang mencatatkan net sell masing-masing Rp 467,7 miliar dan Rp 229,1 miliar.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Chris Apriliony melihat investor asing yang masih saja mencatatkan net sell dipicu oleh kondisi ekonomi yang belum berjalan normal akibat Covid-19. Beberapa negara yang masih menerapkan lockdown atau karantina wilayah mendorong investor menarik dananya.

Baca juga: Imbas Virus Corona, Warren Buffett Lepas Saham Maskapai Penerbangan

Sebagai informasi, sepanjang bulan April investor asing sudah mencatatkan net sell hingga Rp 8,75 triliun. Jika dilihat sejak awal tahun 2020, net sell tercatat hingga Rp 19,16 triliun.

Menurut Chris, kepemilikan saham oleh investor asing di ketiga saham itu cukup besar, tercermin dari kapitalisasi pasar atau market capitalization yang jumbo.

Apalagi untuk saham BBRI dan BBCA pada awal tahun ini telah banyak diburu oleh investor asing. Sehingga tidak mengherankan, ketika investor asing mencatatkan net sell, saham-saham itulah yang paling banyak dilepas.

Selain BBRI dan BBCA, investor asing juga melepas saham ASII dipicu oleh proses akuisisi PT Bank Permata Tbk (BNLI) oleh Bank Bangkok. Hal ini akan diprediksi akan menekan keuntungan ASII ke depan. Ditambah lagi, PT United Tracktors Tbk (UNTR) kinerjanya sedang berat.

Baca juga: Mampukah Saham-saham BUMN Jadi Penyelamat IHSG?

Berdasar data Kontan.co.id, pendapatan UNTR sepanjang kuartal I 2020 ini terkoreksi 19,05 persen menjadi Rp 18,31 triliun. Manajemen UNTR menjelaskan perlambatan ekonomi global dan melemahnya harga batubara berdampak pada hampir semua lini bisnis anak usaha UNTR.

"Untuk ASII sendiri di tahun ini tergolong kurang baik secara bisnis," ujar Chris seperti dikutip Kontan.co.id, Minggu (3/5/2020).

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com