Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minat Kerja Jadi TKI di Taiwan? Ini Kisaran Gajinya

Kompas.com - 04/05/2020, 10:01 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dari tahun ke tahun, Taiwan semakin diminati sebagai salah satu negara tujuan pengiriman bagi para pekerja migran asal Indonesia. Dibanding di Malaysia, gaji yang diterima pekerja asal Indonesia di negara tersebut relatif lebih tinggi.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Taiwan jadi negara kedua penampung terbanyak pekerja migran asal Indonesia setelah Malaysia. Taiwan tercatat menampung tenaga kerja Indonesia (TKI) sebanyak 79.574 orang atau hampir menyamai Malaysia yang jumlah TKI-nya mencapai 79.662.

Angka tersebut hanya mencatat jumlah TKI yang masuk dengan jalur resmi, sehingga mengabaikan mereka yang bekerja tanpa dokumen legal. 

Dikutip dari Harian Kompas, Senin (4/5/2020), sebelum pandemi virus corona (Covid-19), di Taiwan, ada lebih dari 260.000 warga negara Indonesia, mayoritas adalah pekerja migran. Sebagian besar dari mereka berprofesi menjaga orang lanjut usia dan tugas asisten rumah tangga lainnya.

Baca juga: 10 Negara Penampung TKI Terbanyak, Taiwan Hampir Samai Malaysia

Gaji TKI di Taiwan rata-rata berkisar 17.000 NT (dollar Taiwan) sampai 23.000 NT atau Rp 8.638.000 hingga Rp 11.687.000 (kurs Rp 506).

Setelah dipotong untuk agen sebesar 1.500 NT. Setiap bulan rata-rata tenaga kerja Indonesia (TKI) di Taiwan bisa mengirim uang ke kampung halaman sekitar 10.000 NT (Rp 5.081.000).

Secara keseluruhan, jumlah pekerja migran di Taiwan sekitar 670.000. Di mana pekerja migran Indonesia cukup mendominasi di Taiwan. 

Kehidupan TKI di Taiwan

Para pekerja migran Indonesia di Taiwan lebih bisa merasakan kebebasan berekspresi di negara demokrasi. Sebut saja, Bening, pekerja migran Indonesia, asal Solo, yang sering diundang tampil menari di acara-acara di Taiwan.

”Di sini lebih bisa berekspresi,” ujar Wahyuni, pekerja asal Jawa Timur yang pernah bekerja di Arab Saudi.

Banyak juga di antara mereka yang kemudian menikah dengan orang Taiwan dan kemudian menetap di Taiwan. Seperti Rosada, asal Indramayu, yang menikah dengan orang Taiwan dan tinggal di Taichung.

Baca juga: Jutaan TKI di Malaysia Dihantui Kelaparan

”Saat ada tamu dari Indonesia, saya diundang membantu menemani atau menerjemahkan,” kata Rosada yang punya nama Taiwan, Cienti.

Sejumlah warga negara Indonesia yang menikah dengan orang Taiwan ada juga yang sukses berusaha di Taipei. Banyak warung-warung Indonesia dan makanan Indonesia dibuka di Taipei, khususnya di kawasan Indonesia, di dekat stasiun utama Taipei.

 

Dari sisi tampilan, pekerja migran Indonesia di Taiwan tampak lebih modis. Telepon pintar tak pernah lepas dari tangannya. Di tempat-tempat menarik mereka ber-selfi ria ada yang melakukan video call dengan lawan bicaranya.

Hari Minggu ibaratnya hari kemerdekaan bagi para pekerja migran. Pada hari Minggu-lah mereka bisa bebas dan bertemu dengan sesama pekerja migran.

Lobi utama stasiun kereta di pusat kota Taipei selalu diokupasi pekerja migran Indonesia. Mereka berada di sana, berkumpul, dan saling berbagi informasi. Ada juga beberapa di antaranya yang ikut kursus di Global Worker untuk meningkatkan kompetensi.

Baca juga: Urus Nasib TKI, BNP2TKI Ganti Nama Jadi BP2MI

Namun, tidak setiap hari Minggu, para pekerja migran itu bisa keluar rumah.

”Kadang majikan tak mengizinkan ke luar. Ada kompensasi uang dari majikan jika mereka tak bisa keluar rumah. Namun, yang pasti setiap bulan ada satu hari Minggu, mereka bisa menikmati kebebasan,” ujar seorang pekerja.

Global Workers’ Organization (GWO) adalah sebuah LSM di Taiwan. Lembaga itu berfokus untuk meningkatkan kompetensi pekerja migran.

Pekerja migran sangat minim mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan pendidikan selama bekerja. Setelah kembali ke negara asal, sebagian besar dari mereka kesulitan lahan pekerjaan yang mampu mendukung perekonomian mereka sehingga mereka harus kembali bekerja sebagai pekerja migran. Karena itu, organisasi ini hadir,” kata seorang pengurus GWO.

Kehadiran GWO untuk meningkatkan keterampilan ini sejalan dengan program Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dan Organisasi Buruh Internasional (ILO).

Baca juga: Banyak Diburu TKI, Harga Masker Naik 9 Kali Lipat

Kedua organisasi internasional itu membantu pekerja migran mencukupi kebutuhan perekonomian saat kembali ke negara asal.

Hadirnya program peningkatan kompetensi pekerja migran itu sejalan dengan program Pemerintah Taiwan yang diberi tajuk New South Bound Policy yang diinisiasi Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dua tahun lalu.

New South Bound Policy merupakan pendekatan soft power yang dikembangkan Taiwan ke negara selatan, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan teknologi.

 

Indonesia dan Taiwan tak punya hubungan diplomatik. Namun, kerja sama ekonomi dan perdagangan keduanya berjalan. Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu kepada wartawan Indonesia di Taipei mengatakan.

Baca juga: Bukukan Rp 218 Triliun dari Remitansi, BRI Bidik Pasar TKI

”Kami siap bergerak dan bekerja sama dengan Indonesia, termasuk meningkatkan pelayanan publik agar lebih welcome terhadap warga negara Indonesia,” ujar Joseph Wu.

Menjadi pekerja migran adalah pilihan terpaksa. Sulitnya mencari kerja di Tanah Air membuat warga negara Indonesia memilih menjadi buruh migran di sejumlah negara, termasuk Taiwan.

Santa Maria Pangaribuan, seorang mahasiswa program master di Taipei, yang menjadi sukarelawan di GWO mengatakan, program peningkatan kompetensi tenaga kerja migran penting untuk memberikan bekal ketika mereka kembali ke tanah air. ”Tetapi, yang juga penting adalah literasi mental dan kecakapan pengeloaan keuangan,” katanya.

”Saya sih berharap tidak selamanya mereka menjadi pekerja migran. Mereka harus mau pulang ke kampung halaman setelah bekal kemampuan dan finansial cukup. Ini soal motivasi dan mindset dari pekerja yang harus dibangun,” kata Santa Maria, seorang dosen di akademi keperawatan di Jakarta yang sedang studi di Taipei dan kerap mendampingi pekerja migran Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

BrandzView
Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Whats New
Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Whats New
Pemerintah Belum Berencana Revisi Permendag soal Pengaturan Impor

Pemerintah Belum Berencana Revisi Permendag soal Pengaturan Impor

Whats New
Sebanyak 15 Proyek CCS/CCUS dalam Tahap Studi, Direncanakan Beroperasi Mulai 2030

Sebanyak 15 Proyek CCS/CCUS dalam Tahap Studi, Direncanakan Beroperasi Mulai 2030

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com