JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani nasional pada April turun 1,73 persen menjadi 100,32 dibanding NTP pada Maret 2020.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan NTP disebabkan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) turun sebesar 1,64 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,10 persen.
Seperti diketahui, Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).
Baca juga: Dihantam Corona, Jumlah Wisman Anjlok 45,5 Persen
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
"Kalau kita lihat berdasarkan subsektor, NTP mengalami penurunan yang cukup dalam. Penurunan indeks harga yang diterima petani lebih disebabkan turunnya harga gabah karena saat ini memasuki panen raya," kata Suhariyanto dalam konferensi video, Senin (4/5/2020).
Tanaman pangan misalnya, NTP menurun 1,45 persen menjadi 100,93 persen. Demikian juga untuk perkebunan, yang mengalami penurunan dalam sebesar 2,48 persen pada April.
"Persoalannya sama, bahwa indeks harga yang diterima petani menurun karena ada penurunan komoditas karet, kelapa sawit, cengkeh, dan ssbagainya," sebut pria yang akrab disapa Kecuk itu.
Baca juga: Ada Diskon 25 Persen Pembelian Bright Gas, Ini Syaratnya