Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Kementerian ESDM yang Belum Juga Turunkan Harga BBM

Kompas.com - 04/05/2020, 18:53 WIB
Ade Miranti Karunia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan hingga saat ini pemerintah masih memantau perkembangan minyak dunia.

Atas alasan itulah, pemerintah masih enggan menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Apalagi, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (Opec) mulai memangkas produksi hariannya sebesar 10 juta barel per hari.

"Masih mencermati perkembangan harga minyak internasional. Karena periode Mei-Juni ini adalah periode Opec telah memotong produksi hariannya sebesar 10 juta barel per hari. Namun, Rusia sampai saat ini masih belum mau menurunkannya," katanya dalam rapat virtual dengan Komisi VII DPR RI, Senin (4/5/2020).

Baca juga: Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Belum Akan Turun pada Mei 2020

Selain itu, pemerintah tahun ini juga telah menurunkan harga BBM sebanyak dua kali. Bila harga BBM kembali diturunkan di masa pandemi virus corona (Covid-19) ini, lanjut Arifin, maka berimbas terhadap keuangan Pertamina yang dia akui sedang goyah.

"Di tahun ini, kami telah menurunkan harga BBM sebanyak dua kali dan penyerapan ini juga dropnya sangat jauh. Di atas 50 persen market sell di Indonesia itu digendong oleh Pertamina," jelasnya.

"Di mana Pertamina itu 53 persennya menggendong subsidi dan kompensasi. Jadi ini satu hal yang dipertimbangkan," sambung Arifin.

Arifin pun meminta pengertiannya kepada masyarakat serta para legislator terkait Pertamina yang enggan belum menurunkan harga BBM.

"Kami memohon pengertiannya karena penyerapan ini sangat terbatas dan Pertamina harus tetap memproduksi. Nantinya akan ada kiat-kiat agar Pertamina bisa memberikan subsidi harga untuk yang membutuhkan," ucapnya.

Sementara itu, harga minyak mentah dunia jenis Brent di pasar global masih berada di rentang 20 dollar AS per barrel. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga pada awal tahun ini yakni di rentang 60 dollar AS per barrel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com