JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama AirAsia Indonesia Veranita Yosephine mengatakan, perusahaannya telah mengajukan renegoisasi utang kepada para lessor.
Hal tersebut dilakukan karena kondisi keuangan perusahaan tersebut terpukul karena pandemi Covid-19.
“(Renegoisasi utang) pasti ada karena komponen leasing pesawat besar. Kami pasti ada dan kami melakukannya itu untuk satu grup AirAsia,” ujar Veranita saat teleconference dengan wartawan, Senin (4/5/2020).
Veranita mengaku mendapat respon positif dari para lessor atas permintaan tersebut. Namun, dia tak mau merinci lessor mana saja yang memberikan kelonggaran tersebut.
Baca juga: Mulai 18 Mei, AirAsia Indonesia Kembali Layani Penerbangan Internasional
“Prinsipnya kami merenegosiasi termin-termin pembayaran dan elemen-elemen biaya semaksimal yang kami bisa. Lessor kan punya tantangan juga,” kata Veranita.
Sementara itu, Veranita menjelaskan pihaknya telah melakukan langkah-langkah antisipasi dampak Covid-19 ini. Salah satu caranya, yakni dengan melakukan efisiensi.
Efisiensi tersebut misalnya dengan cara pemotongan gaji karyawan. Tak hanya itu, perusahaan tersebut kini lebih mengoptimalkan bisnis kargonya.
“Kita harus lincah bisa mengambil dan mengupayakan ceruk bisnis baru. Saya lihat kargo bisnis banyak dibutuhkan, karena tingkat penerbangan penumpang turun,” ucap dia.
Sebelumnya, Bos AirAsia, Tony Fernandes menyatakan, para pendiri maskapai murah itu tidak akan menerima bayaran.
Hal itu seiring dengan kondisi keuangan AirAsia yang terdampak oleh pandemi corona (Covid-19).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.