Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telur Ayam Infertil Harusnya Dimusnahkan atau Dibagi Gratis, Bukan Dijual ke Pasar

Kompas.com - 05/05/2020, 09:06 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah lewat Kementerian Pertanian (Kementan) melarang peredaran telur ayam infertil. Telur yang dikenal sebagai telur HE ini umumnya berasal dari perusahaan pembibitan atau breeding (integrator).

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita menjelaskan, telur HE hanya boleh ditetaskan untuk menjadi day old chicken (DOC) atau anak ayam. Telur infertil tak boleh dijual di pasar.

"Terkait telur HE mungkin saja oleh integrator breeding niatnya telor HE di musnahkan atau dibagikan ke orang atau masyarakat miskin sebagai CSR," kata Ketut kepada Kompas.com, Selasa (5/5/2020).

"Terkait pengawasan, kami sebenarnya fokus mengawasi telur yang dikonsumsi dan dihasilkan oleh peternak layer. Karena telur HE itu output-nya kan DOC," imbuh dia.

Baca juga: Dilarang Dijual di Pasar, Apa Itu Telur Ayam Infertil?

Beredarnya telur infertil di pasaran bisa jadi karena ulah oknum perusahaan breeding. Pihaknya, tak segan untuk menindak perusahaan yang melanggar aturan peredaran telur HE.

"Tapi oleh oknum tertentu mungkin saja diperjual belikan, ini kan membutuhkan pembuktian. Kami pasti menurunkan PPNS jika ada laporan tertulis dari masyarakat, atau pihak yang merasa dirugikan, kejadiannya di mana, bukti buktinya apa dan seterusnya. Selanjutnya PPNS akan koordinasi dengan Korwas (Koordinator Pengawas) di mana kejadian itu terjadi," tegas Ketut.

Dia menuturkan, lantaran peruntukannya untuk ditetaskan sebagai DOC dan dihasilkan dari ayam yang sudah dibuahi pejantan, maka menjual telur HE adalah pelanggaran.

Selain dari telur infertil, telur HE bisa berasal dari telur fertil namun tak ditetaskan perusahaan breeding. Alasannya antara lain suplai anakan ayam DOC (day old chick) yang sudah terlalu banyak, sehingga biaya menetaskan telur lebih mahal dari harga jual DOC.

Sebelumnya, peternak ayam layer mengeluhkan harga telur negeri yang anjlok sejak beberapa pekan terakhir. Bahkan di Blitar Jawa Timur yang jadi sentra ayam layer, harga telur sempat berada di bawah Rp 15.000/kg di tingkat peternak, meski saat ini harganya sudah mulai membaik.

Baca juga: Biang Kerok Anjloknya Harga Telur Ayam Menurut Peternak

Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Blitar Jatim, Rofiyasifun, mengatakan merosotnya harga telur ayam negeri ini karena merembesnya peredaran telur infertil atau yang dikenal dengan telur HE. Harga telur sendiri saat ini sudah mulai membaik.

"Lagi banjir telur HE dari perusahaan-perusahaan breeding. Banyak telur dari breeding tidak ditetaskan, lalu merembes ke pasar. Ini yang buat harga telur ayam jatuh," tutur Rofiyasifun.

Rofiyasifun menjelaskan, telur ayam HE memiliki ukuran yang sama dengan telur ayam negeri. Ciri paling mencolok yakni warna telur yang lebih pucat atau putih. Telur HE memang layak dikonsumsi, hanya kekurangannya lebih cepat membusuk.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com