JAKARTA, KOMPAS.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta melaporkan, pertumbuhan ekonomi Ibu Kota pada kuartal I 2020 cukup kuat, meski mengalami perlambatan.
Tercatat pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada kuartal I 2020 mencapai 5,06 persen secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini melambat dibandingkan pada kuartal sebelumnya, sebagai dampak virus corona.
Pertumbuhan ekonomi di Jakarta lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional yang tumbuh sebesar 2,97 persen (yoy).
Baca juga: BPS: Ekonomi RI Tumbuh 2,97 Persen di Kuartal I
"Pertumbuhan ekonomi ditopang oleh meningkatnya ekspor total dan konsumsi pemerintah," kata Kepala Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta Hamid Ponco Wibowo dalam keterangan tertulis, Rabu (6/5/2020).
Konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) mengalami kontraksi sebesar minus 5,44 persen (yoy) karena terbatasnya aktivitas LNPRT pasca Pemilu 2019.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih cukup kuat, yakni sebesar 4,93 persen (yoy), meski melambat sebagai dampak berkurangnya konsumsi masyarakat akibat pandemi Covid-19.
Kebijakan kerja dan belajar dari rumah serta physical distancing mendorong penurunan pengeluaran masyarakat terutama untuk rekreasi dan transportasi.
Baca juga: Gubernur BI: Kita Upayakan Pertumbuhan Ekonomi Tidak Lebih Rendah dari 2,3 Persen
Perlambatan konsumsi rumah tangga lebih lanjut tertahan dengan meningkatnya konsumsi akan produk makanan dan minuman, kesehatan serta telekomunikasi.
PMTB atau investasi juga tumbuh melambat sebesar 1,64 persen (yoy), seiring dengan kontraksi pada investasi non bangunan ditengah ketidakpastian Covid-19.
Perlambatan ekonomi juga didorong oleh meningkatnya pertumbuhan impor total sebesar 4,93 persen (yoy), seiring dengan peningkatan impor antar daerah.
Perlambatan ekonomi lebih lanjut tertahan oleh peningkatan ekspor total dan konsumsi pemerintah. Ekspor total tercatat tumbuh meningkat sebesar 9,75 persen (yoy), setelah mengalami kontraksi pada kuartal sebelumnya.
"Kenaikan ekspor terutama terjadi pada ekspor barang dan jasa ke luar DKI Jakarta untuk jasa perbankan, jasa kesehatan serta produk makanan jadi dan farmasi," jelas Hamid.
Dari lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh kenaikan kinerja di sektor jasa. Dua lapangan usaha utama, yakni perdagangan dan konstruksi tumbuh melambat, sementara industri pengolahan mengalami kontraksi.
Baca juga: Moodys Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2020 Terendah Sejak 1998
Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh melambat sebesar 2,02 persen (yoy), sejalan dengan melambatnya kinerja konsumsi rumah tangga.
Adapun lapangan usaha konstruksi melambat menjadi 2,41 persen (yoy), sejalan kinerja investasi yang masih tertahan.
Lapangan usaha industri pengolahan terkontraksi sebesar minus 1,47 persen (yoy) yang terjadi pada hampir seluruh kelompok industri kecuali industri makanan dan minuman serta farmasi.
Sementara itu, lapangan usaha jasa keuangan tumbuh meningkat sebesar 15,84 persen (yoy) karena meningkatnya aktivitas transaksi keuangan terutama pada perbankan.
Lapangan usaha informasi dan komunikasi juga tumbuh meningkat sebesar 9,16 persen (yoy), sejalan dengan peningkatan penggunaan internet untuk mendukung kegiatan kerja dan sekolah dari rumah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.