Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuartal I 2020, Pupuk Indonesia Bukukan Penjualan 3,8 Juta Ton

Kompas.com - 07/05/2020, 16:22 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) melaporkan pertumbuhan penjualan produk pupuk sepanjang kuartal I 2020 dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Penjualan tersebut terdiri dari pupuk bersubsidi atau PSO (Public Service Obligation) dan pupuk komersil (nonsubsidi). Produk pupuk tersebut berupa Urea, NPK, SP-36, ZA, ZK, KCL, dan Organik.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat mengatakan, sampai dengan 31 Maret 2020, penjualan total produk pupuk mencapai 3.508.970 ton. Angka ini terdiri dari 2.403.842 ton pupuk bersubsidi dan 1.105.128 ton pupuk komersil.

Baca juga: Kementerian BUMN Dukung Holding Pupuk Genjot Produksi

"Angka tersebut lebih tinggi dari realisasi periode sama tahun lalu sebesar 2.956.286 ton, yang terdiri dari 2.347.056 ton pupuk bersubsidi dan 609.230 ton pupuk komersil," kata Aas dalam keterangannya, Kamis (7/5/2020).

Pupuk Indonesia juga menyediakan stok pupuk bersubsidi nasional per 4 Mei 2020, sebesar 1,27 juta ton. Ini terdiri dari pupuk urea sebanyak 719.532 ton, NPK 273.550 ton, SP-36 93.711 ton, ZA 132.264 ton, dan Organik 51.179 ton.

"Pupuk Indonesia menjamin ketersediaan stok dengan jumlah lebih dari cukup jika dibandingkan dengan ketentuan stok minimum hingga 2 minggu kebutuhan, yakni sebesar 285.096 ton," ujar Aas.

Aas menyebut, penjualan pupuk komersil terbagi menjadi dua, yakni penjualan dalam negeri sebesar 697.382 ton dengan jenis produk Urea, SP-36, NPK, KCL, ZA dan ZK.

Adapun penjualan luar negeri atau ekspor sebesar 755.845 ton dengan jenis produk Urea, NPK dan ZK.

Baca juga: Kementan dan PT Pupuk Indonesia Jamin Ketersediaan Pupuk Bersubsidi

Selain itu, sepanjang Januari-Maret 2020, Pupuk Indonesia juga membukukan penjualan produk non pupuk sebesar 295.560 ton, lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 275.236 ton.

Produk non pupuk berupa produk samping sektor pertanian dan bahan-bahan kimia, seperti amoniak, asam sulfat, asam fosfat, alumunium flourida, asam clourida dan lainnya.

"Secara keseluruhan pada kuartal I tahun ini, penjualan produk kami mencapai 3.804.530 ton. Tumbuh 17,73 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 3.231.522 ton," ungkap Aas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com