Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Musim Kemarau Segera Tiba, Kementan Ambil Langkah Antisipasi

Kompas.com - 08/05/2020, 10:55 WIB
Inadha Rahma Nidya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Musim kemarau diprediksi akan mencapai puncaknya pada Agustus dan September 2020.

Untuk itu, presiden meminta seluruh jajarannya untuk menghitung dampak musim kemarau terhadap ketersediaan bahan pokok.

Terlebih, Food and Agriculture Organization (FAO) menyampaikan potensi terjadinya krisis pangan dunia.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, keberlanjutan produk pertanian dipengaruhi beberapa faktor antara lain iklim, sumber daya, teknologi, pemasaran, dan manusia sebagai pelaku usaha.

Kementerian Pertanian (Kementan) yang bertugas menjaga keharmonisan semua faktor tersebut pun berusaha menjaga ketahanan pangan dan keberlanjutan pangan nasional.

Baca juga: Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional, Kementan Kucurkan Bantuan Padat Karya

Adapun langkah antisipasi yang dilakukan Kementan adalah mendorong penggunaan bibit padi yang cocok untuk lahan kering, menyiapkan pompanisasi dan pipanisasi, membangun embung atau dam parit di daerah rawan kekeringan, dan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

“Menurut saya pompanisasi dan pipanisasi adalah program yang efektif karena bisa menyediakan air untuk menanam dengan hasil tiga kali lipat meski di tengah ancaman kekeringan,” kata Syahrul, seperti dalam ketarangan tertulisnya.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menambahkan, saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai setempat untuk melakukan gilir-giring air pada lahan yang sudah mengalami kekeringan.

“Kami juga berkoordinasi dengan Kementerian PUPR terkait percepatan perbaikan saluran irigasi utama yang mengalami kerusakan dan menggangu aliran air irigasi ke lahan sawah,” kata Sarwo.

Baca juga: Dari Target 1.000 Irigasi Perpompaan, Kementan sudah Bangun 271 Unit

Selain itu, Kementan juga mengidentifikasi sumber-sumber air yang masih dapat dimanfaatkan, dan menyalurkannya dengan pompa pada lahan sawah.

“Sosialisasi antisipasi kekeringan dan percepatan tanam juga telah dilakukan di beberapa wilayah,” kata Sarwo.

Sarwo mengatakan, pada musim kemarau lalu Indramayu, Cirebon, Brebes, dan Tegal telah dibantu dengan pompa dan pipa.

“Ini bisa menyelamatkan lahan sawah yang terancam gagal panen. Bila ada daerah lain yang membutuhkan juga, silakan ajukan permintaan,” kata Sarwo.

Baca juga: Dari Target 1.000 Irigasi Perpompaan, Kementan sudah Bangun 271 Unit

Sarwo pun mengimbau petani mengikuti AUTP. Sebab dengan asuransi tersebut, petani yang lahan padinya mengalami kekeringan hingga 70 persen akan mendapat ganti rugi sebesar Rp 6 juta per hektar per musim.

“Sehingga petani tidak perlu lagi was-was mengalami gagal panen karena kekeringan. Karena dari klaim, bisa jadi modal menanam kembali,” kata Sarwo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com