JAKARTA, KOMPAS.com - Stanislaus Jumar menunjukkan foto dirinya di laman sosial media usai mendonasikan darah di kantornya di bilangan Jalan Kebahagiaan, Jakarta.
Wajahnya tampak semringah. Waktu itu, awal Januari 2020, sekitar satu bulan lebih sedikit sebelum wabah corona menerpa Indonesia.
"Bersama rekan- rekan kantor, kami rutin menyumbangkan darah melalui PMI (Palang Merah Indonesia) yang datang ke kantor," tuturnya.
Kantor tempat Jumar bekerja bergerak di bidang penyiaran radio. Institusi itu menggalang donasi darah dari para donor menjadi salah satu bagian penting dari tugas PMI.
Sekretaris Jenderal PMI, Sudirman Said, mengatakan PMI terus menjaga ketersediaan darah bagi masyarakat yang membutuhkan.
"Kami berusaha agar stok darah tetap dalam jumlah yang aman," kata Sudirman Said pada Rabu (6/5/2020) di kantornya.
Lebih lanjut, Sudirman, pria kelahiran Brebes, Jawa Tengah, pada 16 April 1963 itu menerangkan, lazimnya di bulan puasa, pihaknya harus bekerja ekstra agar stok darah tetap stabil jumlahnya.
Sementara, tahun ini, aku Sudirman, puasa Ramadhan ada di tengah merebaknya corona.
Pemerintah, melalui Presiden Joko Widodo sudah mencanangkan perang terhadap pandemi itu.
Berbagai kebijakan mulai dari keharusan bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah saja diterapkan.
Tak hanya itu, masyarakat banyak juga diwajibkan menggunakan masker saat bepergian. Masyarakat wajib juga menaati aturan menjaga jarak fisik satu sama lain.
Kemudian, masyarakat juga wajib mencuci tangan menggunakan sabun pada air mengalir lebih sering.
Berbagai kebijakan itu berdampak juga pada tugas PMI mengumpulkan donasi darah.
"Orang jadi tidak mau donor darah," kata alumnus Sekolah Tinggi Administrasi Negara (STAN) ini.
Sudirman Said mengatakan, di tengah tantangan-tantangan itu, Ketua Umum PMI Jusuf Kalla mengirimkan surat kepada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Polri Jenderal Idham Aziz.