Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pupuk Indonesia Catat Rekor Produksi Sepanjang 2019

Kompas.com - 08/05/2020, 13:13 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) mempertahankan kinerja positif sepanjang tahun 2019.

Hal ini tercermin dari pertumbuhan kinerja konsolidasi produksi, penjualan, perolehan pendapatan dan laba sepanjang periode 2019, melebihi target yang ditetapkan pemegang saham.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat mengatakan, pada 2019, Pupuk Indonesia berhasil rekor produksi tertinggi sepanjang sejarah industri pupuk di Indonesia.

Baca juga: Kuartal I 2020, Pupuk Indonesia Bukukan Penjualan 3,8 Juta Ton

Para produsen pupuk di bawah koordinasi Pupuk Indonesia memproduksi produk pupuk sebesar 11.838.451 ton. Angka ini setara 101,84 persen dari rencana sebesar 11.625.000 ton.

Perseroan pun memproduksi amoniak sebesar 5.906.382 ton yang mencapai 101,29 persen dari rencana yang sebesar 5.831.000 ton, serta asam sulfat dan asam fosfat masing-masing sebesar 849.510 ton dan 270.333 ton atau 99,94 persen dan 108,13 persen dari rencana.

“Kinerja produksi tahun 2019 relatif lebih baik dari tahun 2018. Hal ini tercermin dari peningkatan volume produksi sebesar 448.226 ton atau 2,43 persen dari tahun 2018," kata Aas dalam keterangan tertulis, Jumat (8/5/2020).

Menurut Aas, salah satu faktor penyebab peningkatan volume produksi adalah pengoperasian pabrik baru di Gresik yang mulai komersil sejak Agustus 2018.

Baca juga: Kementerian BUMN Dukung Holding Pupuk Genjot Produksi

Dia mengatakan, para produsen pupuk, yaitu PT Pupuk Kaltim, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Pupuk Kujang dan PT Pupuk Iskandar Muda Aceh menjaga kehandalan pabrik, sehingga menjadi faktor pendukung tingginya produksi.

“Hal ini tercermin dari meningkatnya efisiensi penggunaan bahan baku gas," ujarnya.

 

Penyaluran pupuk bersubsidi pada 2019 tercatat sebesar 8.708.912 ton. Secara persentase, pencapaian ini hanya 91,19 persen, karena adanya penyesuaian jumlah alokasi dan penugasan dari pemerintah.

Adapun penugasan pupuk subsidi perseroan di tahun 2018 adalah 9.550.000 ton, namun pemerintah melakukan penyesuaian menjadi 8.870.000 ton di 2019.

Dalam hal penjualan, perseroan terus meningkatkan penetrasi pasar ke sektor non PSO, khususnya ke perkebunan dan ekspor.

Baca juga: Kementan dan PT Pupuk Indonesia Jamin Ketersediaan Pupuk Bersubsidi

Sepanjang 2019, tercatat penjualan pupuk ke sektor komersil sebesar 3.872.740 ton untuk semua jenis pupuk. Angka ini setara 111,61 persen dari target RKAP.

Termasuk juga penjualan ekspor sebesar 2.053.035 ton di tahun 2019, atau 138,81 persen dari target. Pencapaian penjualan urea di sektor komersil lebih tinggi dari rencana.

Aas menegaskan ekspor hanya dilakukan bila kebutuhan dan stok dalam negeri sudah terpenuhi.

"Kami tetap memprioritaskan kebutuhan dalam negeri, dan menjalankan penugasan Pemerintah untuk memproduksi dan mendistribusikan pupuk bersubsidi," papar Aasm

Kendati demikian, lanjut Aas, sepanjang 2019 kondisi pasar petrokimia internasional dalam kondisi yang kurang baik, ditandai dengan menurunnya harga komoditas amoniak dan urea.

Ini tentunya cukup berdampak kepada pendapatan dan laba perseroan secara keseluruhan.

Baca juga: Kuartal I 2020, Volume Produksi Pupuk Indonesia Capai 3,1 Juta Ton

Sepanjang 2019, total pendapatan usaha perseroan mencapai Rp 71,31 triliun, dengan perolehan laba tahun berjalan sebesar Rp 3,71 triliun atau setara 103,01 persen dari target RKAP tahun 2019 sebesar Rp 3,60 triliun.

Hal itu lantaran ditopang oleh realisasi volume ekspor yang cukup tinggi.

"Di samping itu, beban keuangan perusahaan pada 2019 tercatat lebih rendah dari rencana dikarenakan perusahaan melakukan pelunasan pembayaran pinjaman jangka pendek dan jangka panjang berkat berkat adanya pembayaran piutang subsidi sebesar Rp 9,7 triliun," ujar Aas.

Total aset per 31 Desember 2019 mencapai Rp 135,55 triliun atau 100,96 persen dari target RKAP. Sementara itu, perusahaan mencatatkan penurunan total liabilitas menjadi Rp 63,80 triliun atau 97,26 persen dari target RKAP dan 87,55 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.

“Di tahun 2019 kami juga mencatat realisasi setoran pajak kepada negara sebesar Rp 7,28 triliun atau 145,44 persen dari tahun 2018 sebesar Rp 5,48 triliun,” ungkap Aas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com