Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Airy Room Tutup, Ini Strategi OYO Bertahan di Tengah Kondisi Sulit

Kompas.com - 09/05/2020, 09:06 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comStart up pengelola penginapan low budget Airy Room akan menutup operasionalnya pada akhir bulan ini akibat terdampak kondisi pandemi Covid-19. Namun demikian, masih ada usaha penginapan low budget lainnya yang masih bertahan, seperti OYO

Start up penginapan low budget OYO hingga saat ini masih mampu bertahan walaupun mengalami penurunan okupansi lebih dari 50 persen secara global berdasarkan data April 2020.

Juru bicara OYO Indonesia menyebutkan, perusahaan terus melakukan strategi untuk menyelamatkan kondisi finansial dari ancaman kebangkrutan.

Baca juga: Kontroversi OYO dan RedDoorz, Dicari Backpacker tetapi Tak Bayar Pajak

“OYO secara global menerapkan berbagai strategi penanggulangan yang dibutuhkan sesuai skala bisnis serta keberlanjutan usaha di setiap pasar tempat kami beroperasi dan menjaga kekuatan finansial,” kata Head of PR & Communication OYO Indonesia Meta Rostiawati kepada Kompas.com, Jumat (8/5/2020).

Meta mengungkapkan, perusahaan tetap berkomitmen untuk berorientasi pada strategi bisnis jangka panjang. Saat ini, fokus OYO terarah pada menjaga kekuatan finansial dan independensi yang menjadi kunci bagi operasional dan performa bisnis perusahaan.

“Sebagai langkah konkretnya, secara global fokus kami adalah untuk memastikan sumber pendapatan terus optimal, baik dari sisi bisnis akomodasi maupun non-akomodasi, sambil terus memastikan OYO tetap memberikan layanan terbaik bagi para pelanggan kami,” tambah Meta.

Penyesuaian yang dilakukan OYO juga tetap mempertimbangkan skala prioritas bagi karyawan dan mitra OYO, yakni dengan memastikan setiap karyawan tidak kehilangan pekerjaannya serta terus mendukung bisnis mitra OYO agar tetap berjalan di tengah situasi sulit ini.

Sejak April 2020, kondisi okupansi hotel OYO di China, yang pertama terdampak Covid-19, telah berangsur mengalami peningkatan sebesar 5 persen setiap minggunya.

Hal ini terjadi karena statistik kasus Covid-19 di negara tersebut yang mulai menurun dan aktivitas masyarakat yang berangsur normal walaupun penerapan physical distancing masih harus dilakukan.

“Diharapkan kondisi yang sama akan segera terjadi di pasar OYO lainnya, termasuk Indonesia,” jelas Meta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com