Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Antisipasi Kemarau 2020, Kementan Siapkan Embung untuk Lahan Pertanian

Kompas.com - 10/05/2020, 16:07 WIB
Farhanah,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Embung (penampung air) menjadi andalan petani dapatkan pasokan air saat masih rendahnya curah hujan dan kurangnya pasokan air irigasi. Ini pula yang terjadi di Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, Jawa Timur.

Embung yang dikelola Kelompok Petani (Poktan) Tentrem di desa tersebut tetap menampung air ketika dilanda kekeringan akibat rendahnya curah hujan.

“Dengan adanya embung ini, peningkatan IP yang diharapkan semula 1.5 menjadi 2. Produktivitasnya mencapai 6.86 ton per hektare,” jelas Suprayitno.

Dengan adanya embung, warga dan petani masih bisa mendapatkan air untuk bercocok tanam dan kebutuhan lainnya.

Baca juga: Penjelasan Kementan soal Produk Eucalyptus, Mengapa Bisa Diklaim Antivirus Corona?

Ketua Poktan Tentrem Suprayitno juga mengatakan sumber air embung berasal dari mata air yang dikelola 210 anggota.

“Kalau untuk pertanian luas layanannya hingga 25 hektar, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk kebun-kebun warga. Paling hanya untuk kebutuhan air tanaman palawija saja,” kata Suprayitno.

Manfaat infrastruktur air seperti embung, dam parit, serta long storage memang baru terasa ketika kemarau tiba. Karena itulah, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berpesan agar pemerintah melakukan upaya antisipasi perubahan iklim, khususnya kemarau.

“Bangunan air seperti embung dan dam parit akan bermanfaat, meskipun debit air kecil. Air masih bisa teralirkan ke sawah-sawah petani, sehingga petani bisa menambah pertanaman dalam setahun, dari satu kali menjadi dua kali," jelas Mentan.

Baca juga: Tingkatkan Produktivitas Lahan, Kementan Bangun Pintu Air Dam Sidodadi

Mentan yang akrab disapa SYL ini pun menyatakan infrastruktur air juga sangat berguna dalam pengelolaan air lahan kering dan tadah hujan.

“Saya pesan kepada petani dan masyarakat agar menjaga dan memelihara embung dengan baik. Jangan sampai rusak atau terbengkalai karena ini kan manfaatnya selain buat petani juga masyarakat bisa menggunakan air di sini saat kekeringan," tutur SYL.

Embung penampung air untuk mengairi lahan pertanian di musik kemarau.Kementan Embung penampung air untuk mengairi lahan pertanian di musik kemarau.

Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengharapkan pembangunan embung dapat dapat meminimalisir kerugian petani.

“Program pembangunan embung itu merupakan program strategis untuk penampungan air hujan atau sumber sumber mata air di tempat lain, sehingga ke depan program embung mampu mengantisipasi kekeringan di lahan pertanian kita,” jelas Sarwo Edhy.

Baca juga: Musim Kemarau Segera Tiba, Kementan Ambil Langkah Antisipasi

Sarwo Edhy menilai embung sangat dibutuhkan untuk mencegah lahan pertanian terendam saat musim hujan serta dapat dimanfaatkan sebagai pengairan lahan secara efektif dan efisien di musim kemarau.

“Kami meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan pertanian yang lebih baik. Proyek konservasi lahan juga diharapkan menyelamatkan lahan kritis dengan menanamkan tanaman konservasi produktif,” tutup Sarwo Edhy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com