Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Covid-19, Bank Sentral China Beri Sinyal Bakal Tambah Stimulus

Kompas.com - 11/05/2020, 08:09 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com - Bank sentral China (People Bank of China/PBOC) menyatakan akan menambah stimulus untuk mendukung perekonomian dan membuat kebijakan moneter yang lebih fleksibel untuk menangkis risiko keuangan.

Dalam laporan implementasi kebijakannya, BPOC mengaku tak akan menahan diri untuk menahan stimulus untuk mendukung pertumbuhan. Hal tersebut menandakan bank sentral bakal mengambil lebih banyak kebijakan.

"Tren ekonomi stabil jangka panjang China tetap tidak berubah, meskipun terjadi wabah virus corona," tulis bank sentral dalam keterangannya dikutip dari Reuters, Senin (11/5/2020).

"Tapi saat ini, tantangan yang dihadapi oleh perkembangan ekonomi China belum pernah terjadi sebelumnya, kita harus sepenuhnya mempertimbangkan kesulitan, risiko dan ketidakpastian," sambung bank sentral.

Baca juga: Total Angsuran Kredit yang Ditunda Untuk Stimulus Capai Rp 271 Triliun

Bank sentral menyatakan akan menjaga likuiditas tetap cukup, menggunakan langkah kebijakan yang menyeluruh dan struktural.

Bank sentral juga akan terus memperdalam reformasi suku bunga untuk membantu menurunkan biaya pinjaman dan mengalokasikan sumber daya keuangan lebih efisien dalam perekonomian.

Selain itu, pihaknya akan mendukung ekonomi riil, terutama Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

“Kita harus menangani hubungan antara menstabilkan pertumbuhan, memastikan lapangan pekerjaan, menyesuaikan struktur, mencegah risiko, dan mengendalikan inflasi,” kata PBOC.

Sebagai informasi, ekonomi China mengalami kontraksi 6,8 persen (yoy) pada kuartal I 2020. Kontraksi hingga 6,8 persen ini merupakan penyusutan yang pertama kalinya sejak 1992.

Baca juga: Pemerintah Perluas Cakupan Stimulus Perpajakan ke 18 Sektor

Saat ini, wabah virus corona telah berhasil melumpuhkan produksi dan ekspor China, meningkatkan tekanan pada otoritas negara untuk menyiapkan stimulus lebih banyak agar pengangguran tak meningkat.

Sebetulnya bank sentral sendiri telah meluncurkan stimulus sejak awal Februari, termasuk dukungan pinjaman untuk perusahaan yang terdampak Covid-19.

"Bank sentral akan terus memperdalam reformasi suku bunga kredit (LPR) dan meningkatkan mekanisme transmisi kebijakan moneter untuk membantu menurunkan biaya pinjaman," katanya.

Pada Agustus 2019, PBOC telah merombak mekanisme acuan suku bunga pinjaman dengan menggunakan LPR yang digerakkan oleh pasar. LPR menggantikan suku bunga pinjaman yang digunakan bank sentral sebelumnya.

LPR, akan menjaga pertumbuhan M2 dan pembiayaan sosial. Sekaligus memperdalam reformasi pasar valuta asing, mempertahankan fleksibilitas yuan, dan menjaga yuan pada tingkat yang lebih stabil.

"China juga akan mengembangkan pasar keuangannya untuk mendorong pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi," kata bank sentral.

Baca juga: Kadin Usul Stimulus Rp 1.600 Triliun, Rp 600 Triliun untuk Gaji Pekerja


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com