Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar 7 Perusahaan Grup Bakrie, Dulu Jawara, Kini Sahamnya Cuma Gocap

Kompas.com - 11/05/2020, 12:12 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa tak kenal Grup Bakrie. Kelompok usaha ini jadi pengendali beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tahun 2007, disebut-sebut sebagai puncak kejayaan bisnis perusahaan-perusahaan Grup Bakrie.

Saat booming komoditas batu bara, saham-saham perusahaan yang terafiliasi Grup Bakrie di pasar modal mengalami kenaikan tajam. Aburizal Bakrie, mantan Ketum Partai Golkar dan anak pendiri Grup Bakrie Ahmad Bakrie, bahkan dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia versi Forbes.

Sentimen positif saham Grup Bakrie juga tak bisa dilepaskan dari ARB, sapaan Aburizal Bakrie di lingkaran kekuasaan. Dia sempat duduk di pemerintahan sebagai Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat periode 2005-2009. Lalu sebelumnya sebagai Menko Bidang Perekonomian periode 2004-2005. 

Di pasar modal, Grup Bakrie adalah jawaranya. Perusahaan-perusahaannya masuk dalam LQ45. Namun kinerja perusahaan Grup Bakrie perlahan mulai redup, terutama saat harga komoditas batu bara anjlok yang diikuti krisis ekonomi global. Lantaran besarnya kapitalisasi pasar, merosotnya harga saham Grup Bakrie ikut membuat IHSG ikut melemah. 

Baca juga: Harga Saham-saham Grup Bakrie Melonjak, Apa Penyebabnya?

Grup Bakrie juga tersandera masalah lumpur Lapindo. Krisis yang menerpa bak efek domino, di mana saat itu saham perusahaan-perusahaan milik Grup Bakrie satu per satu rontok.

Dikutip dari perdagangan saham BEI, Senin (11/5/2020), berikut daftar perusahaan-perusahaan Grup Bakrie yang saat ini dihargai Rp 50 per lembar atau yang biasa disebut saham gocap

1. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR)

PT Bakrie & Brothers Tbk sempat menjadi perusahaan induk dari perusahaan-perusahaan Grup Bakrie. Sejak beberapa tahun lalu, sahamnya hampir tak pernah beranjak dari harga Rp 50 per lembarnya.

PT Bakrie & Brothers Tbk sempat menjadi perusahaan terkemuka dengan usaha yang mencakup bidang infrastruktur, telekomunikasi, dan perkebunan. Produknya juga banyak diekspor ke luar negeri.

Beberapa produk unggulan Bakrie & Brothers antara lain rangkaian pipa baja lengkap, jasa rekayasa struktural kelas dunia, baja bergelombang, bahan bangunan, layanan telekomunikasi nirkabel, system integrator telekomunikasi, CPO serta karet alam.

Baca juga: Grup Bakrie Segera Uji Coba Bus Listrik Asal China

PT Bakrie & Brothers Tbk bisa dibilang sebagai perusahaan pelopor dari Grup Bakrie. Perusahaan ini pertama kali didirikan sejak tahun 1942 dengan nama Bakrie & Brothers General Merchant and Commission Agent. Pada tahun 1959 perusahaan mulai mengembangkan industri pipa baja.

2. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL)

Di awal kemunculannya, PT Bakrie Telecom Tbk sempat diperhitungkan sebagai pemain besar di sektor jaringan telekomunikasi. Iklan dan promonya saat itu juga terbilang jor-joran. Operator ini dikenal dengan teknologinya yakni CDMA.

 

Namun sebagaimana nasib perusahaan Grup Bakrie lainnya, harga sahamnya juga ambles dan terpuruk di harga Rp 50 per lembar. Sebagai operator seluler, BTEL saat sekarang bisa dibilang hidup segan, mati pun enggan. 

PT Bakrie Telecom Tbk (sebelumnya bernama PT Radio Telepon Indonesia) didirikan 13 Agustus 1993 dan mulai melakukan kegiatan komersialnya pada 01 Nopember 1995. Kantor pusat BTEL berlokasi di Wisma Bakrie.

Baca juga: Susul Emiten Grup Bakrie Lain, Harga Saham BUMI Masuk Kelompok Gocapan

3. PT Bakrieland Development Tbk (ELYT)

PT Bakrieland Development Tbk (Bakrieland), salah satu perusahaan dari Kelompok Usaha Bakrie (KUB), yang bergerak dalam bidang properti yang terintegrasi yang berfokus pada pengembangan properti dan operasional.

Saham ELYT di BEI juga selalu berada di harga Rp 50 per lembar. Perusahaan ini dulunya bernama PT Elang Realty Tbk dan berkantor pusat di Gedung Wisma Bakrie.

Bakrieland dan anak usaha memiliki properti yang terletak di Jakarta, Bogor, Malang, Sukabumi, Bekasi, Lampung, Batam, Balikpapan, Tangerang dan Bali.

4. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BMRS)

Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk terpuruk sejak beberapa tahun lalu. Sahamnya selalu berada di level Rp 50 per lembar. Operasional perusahaan ini berada di Kalimantan.

Perusahaan ini juga mengolah beragam mineral, termasuk tembaga, emas, seng, serta memimpin dan memegang jaminan kepemilikan untuk eksplorasi dan pengembangannya.

Baca juga: Saham Grup Bakrie Disuspend

5. PT Bumi Resources Tbk (BUMI)

Sama seperti BMRS, harga saham perusahaan Grup Bakrie ini juga selalu berada di level Rp 50 per lembarnya. Usaha yang digelutinya yakni pertambangan batu bara di Kalimantan.

Harga batu bara yang merosot drastis setelah sempat booming membuat perusahaan ini tak lagi perkasa di pasar modal. Kantor perusahaan ini berada di Bakrie Tower, Jalan Rasuna Said, Jakarta.

6. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)

PT Energi Mega Persada Tbk atau yang lebih dikenal sebagai EMP adalah perusahaan publik di bidang minyak dan gas bumi yang berkantor pusat di Jakarta dan berdiri sejak 2012.

 

Sejak berdirinya, perusahaan ini berupaya untuk terus melakukan ekspansi guna melebarkan sayap bisnisnya. Meski jadi salah perusahaan hulu migas yang cukup dominan di Indonesia, sahamnya lebih sering diperdagangkan di harga Rp 50.

Baca juga: Ini Isi Pembicaraan Bos Grup Bakrie dengan Jokowi

7. PT Darma Henwa Tbk (DEWA)

PT Darma Henwa Tbk merupakan perusahaan Grup Bakrie yang bergerak di sektor kontraktor tambang batu bara. Saham perusahaan ini juga lebih sering diperdagangkan di harga Rp 50 per lembarnya.

Beberapa bisnis yang digelutinya antara lain pembersihan permukaan tanah, pemindahan tanah pucuk, pemindahan lapisan penutup, pengangkutan batu bara, dan pengapalan batu bara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com