Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Terpukul Virus Corona, Arab Saudi Naikkan Pajak

Kompas.com - 11/05/2020, 17:11 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber BBC

RIYADH, KOMPAS.com - Arab Saudi menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) sebagai bagian dari kebijakan untuk menopang perekonomian yang terpukul akibat virus corona.

Dilansir dari BBC, Senin (11/5/2020), pemerintah juga menyatakan bakal menangguhkan tunjangan biaya hidup untuk menghemat belanja negara.

Negara kaya minyak tersebut menghadapi penerimaan negara yang merosot sebagai dampak pagebluk virus corona, yang menekan harga minyak dunia.

Baca juga: Dampak Corona dan Harga Minyak, Pertumbuhan Ekonomi Arab Saudi Minus 3,2 Persen

Arab Saudi untuk pertama kalinya memperkenalkan PPN dua tahun lalu, sebagai bagian dari upaya untuk memangkas ketergantungan pada pasar minyak mentah dunia.

Kantor berita Arab Saudi melaporkan, PPN akan dinaikkan dari 5 persen menjadi 15 persen per 1 Juli 2020 mendatang.

Sementara itu, tunjangan biaya hidup akan ditangguhkan per 1 Juni 2020.

"Kebijakan ini menyakitkan, namun perlu diambil untuk menjaga stabilitasi keuangan dan ekonomi dalam jangka menengah hingga panjang, serta menangani (dampak) virus corona dengan kerusakan sesedikit mungkin," kata Menteri Keuangan Mohammed al-Jadaan dalam pernyataannya.

Pengumuman ini dirilis setelah belanja pemerintah melampaui penerimaan negara.

Akibatnya, defisit anggaran Arab Saudi membengkak menjadi 9 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 134,2 triliun (kurs Rp 14.920 per dollar AS) pada Januari-Maret 2020.

Baca juga: Resmi, Arab Saudi Terbitkan Surat Utang Tenor hingga 40 Tahun

Defisit anggaran disebabkan penerimaan negara dari minyak anjlok hampir 25 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 34 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 507,3 triliun.

Pada saat yang sama, bank sentral Arab Saudi menyatakan cadangan devisa anjlok pada laju tercepat dalam 20 tahun di bulan Maret 2020.

Cadangan devisa Arab Saudi kini berada pada level terendah sejak 2011.

Upaya-upaya untuk menangkal dampak virus corona diprediksi akan memperlambat laju dan skala reformasi ekonomi yang diluncurkan oleh Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com