Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chatib Basri Usulkan Pemerintah Buat Beberapa Skenario Pemulihan Ekonomi

Kompas.com - 12/05/2020, 18:49 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah telah membuat skenario pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19 yang memprediksi beberapa kegiatan masyarakat bisa dimulai kembali pada Juni 2020.

Ekonom Senior Chatib Basri mengatakan, pemerintah dalam membuat skenario hendaknya perlu membuat berbagai opsi. Perlu diperhitungkan pula skenario yang mungkin terjadi bila Covid-19 belum mereda hingga Desember 2020.

"Ada begitu banyak variabel yang enggak bisa kita kontrol. Variabel yang paling penting yang kita enggak pernah tahu adalah berapa lama (Covid-19 ada). Jadi yang paling baik adalah skenarionya itu dibuat beberapa (opsi)," kata Chatib Basri dalam konferensi video, Selasa (12/5/2020).

Baca juga: RUU Minerba Resmi Disahkan Jadi Undang-undang

Menteri Keuangan era Presiden SBY ini menuturkan, jika benar beberapa kegiatan ekonomi bisa kembali beroperasi pada Juni, dia percaya pemulihan ekonomi bisa berbentuk V (V shape).

Jika pandemi terjadi sampai September, Chatib memprediksi mungkin konsolidasi ekonomi membutuhkan waktu hingga 6-8 bulan. Artinya, pemulihan akan terjadi pada semester I-2021.

"Kalau sampai Desember, maka mungkin itu baru terjadi di second half (semester II-2020). Jadi kita mungkin perlu membuat skenario itu. Kalau sampai Desember itu bagaimana?," ujar Chatib.

Namun dia menekankan, kondisi ekonomi RI saat ini berbeda dengan fase krisis tahun 1998. Fundamental ekonomi dianggap lebih terarah dan kuat dibanding saat krisis tahun 1998. Artinya pemulihan ekonomi akan terjadi lebih cepat bila pengaruh Covid-19 tak berkepanjangan.

Baca juga: RUU Minerba Resmi Disahkan Jadi Undang-undang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com