JAKARTA, KOMPAS.com - PT Biofarma tengah memproduksi alat tes corona. Perusahaan farmasi pelat merah itu sanggup memproduksi 200.000 alat tes corona dalam tiap bulannya.
“Selama ini kan kita impor dan ini sudah kami bisa produksi 50.000 setiap pekannya atau 200.000 sebulan. Ini sudah mulai dikerjakan oleh Biofarma,” ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dalam pesan singkatnya, Selasa (12/5/2020).
Arya berharap dengan diproduksinya alat tes corona ini mampu memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Sehingga nantinya Indonesia tak perlu melakukan impor lagi.
Baca juga: Pemerintah Targetkan Mei Ini Regulasi Perlindungan ABK RI Rampung
“Sehingga dengan adanya reagen PCR-nya Biofarma ini bisa memenuhi kebutuhan lab-lab di Indonesia,” kata Arya.
Alat tes corona yang diproduksi PT Bio Farma ini telah diuji pendahuluan untuk menentukan sensitivitas dan spesifisitasnya. Uji pendahuluan ini dilakuakn oleh Tim Nusantics dan akan diulang oleh tim PT Bio Farma.
Sensitivitas adalah limit deteksi terendah (LoD, Limit of Detection) yang bisa dideteksi oleh suatu kit, biasanya satuannya untuk Kit RT PCR adalah Copies number, ini menunjukkan berapa copy gen virus yang bisa dideteksi oleh kit ini. Semakin kecil angkanya semakin sensitive kit yang dibuat.
Sedangkan Spesifisitas adalah kemampuan kit ini untuk membedakan gen virus target dengan virus sejenis lainnya. Sehingga, bila RT PCR ini dirancang untuk mendeteksi COVID maka hanya mendeteksi virus tersebut saja.
Baca juga: CEO Boeing Prediksi Satu Maskapai AS Bakal Gulung Tikar akibat Corona
Akurasi dari suatu kit adalah validasi perbandingan kit yang dibuat dengan kit standar yang ditentukan oleh regulator (Dirjen Farmalkes RI). Hasil komparasi ini akan memberikan angka akurasi dalam satuan persen.
Hasil dari uji pendahuluan, Kit RT PCR BioCov-19 produksi Bio Farma memberikan hasil sebagai berikut:
1. LoD = 50 copies virus (ini akan dilakukan validasi ulang untuk menentukan apakah LoDnya masih bisa lebih turun lagi)
2. Spesifitas 100 persen, ini memberikan garansi Kit ini sudah spesifik hanya untuk deteksi COVID-19
3. Akurasi 95 persen, (hasil masih sementara) studi uji komparasi sedang di lakukan oleh lab-lab rujukan dengan prototipe awal.
Baca juga: Boy Thohir Tutup Resto Hanamasa dan Travel Umrah, Begini Nasib Karyawannya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.