Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Dapat Stimulus, 5 Perusahaan Jepang Enggan Eksodus dari China

Kompas.com - 13/05/2020, 10:01 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber scmp.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Analis mengatakan langkah pemerintah Jepang untuk memberikan subsidi kepada perusahaan yang melakukan eksodus dari China ke negara asal atau negara-negara Asia Tenggara nampaknya belum membuahkan hasil.

Dikutip South China Morning Post, Rabu (13/5/2020), lima perusahaan asal Jepang mengaku enggan memindahkan rantai produksinya ke luar China.

Perusahaan asal Jepang termasuk Toyota itu berpendapat, China tetap merupakan pasar yang penting. Apalagi saat pandemi saat ini, memindahkan produksi ke tempat lain (eksodus) akan sangat mahal dan dinilai tidak perlu.

Baca juga: Profil William Tanuwijaya, dari Penjaga Warnet, Kini Bos Tokopedia

"Toyota tidak memiliki rencana untuk mengubah strategi kami di China atau Asia karena situasi saat ini," kata produsen mobil yang berbasis di Aichi itu dalam sebuah pernyataan resmi.

“Industri otomotif menggunakan banyak pemasok dan mengoperasikan rantai pasokan yang luas. Tidak mungkin untuk beralih begitu saja dalam sekejap. Kami memahami posisi pemerintah, tetapi kami tidak memiliki rencana untuk mengubah produksi kami," lanjut pernyataan itu.

Serupa dengan Toyota, produsen peralatan rumah tangga dan bahan bangunan Lixil Corporation juga tak memiliki rencana untuk memindahkan produksi dari China.

Baca juga: Hari Pertama Kereta Luar Biasa, Penumpangnya Hanya 62 Orang

“Kami mengoperasikan rantai pasokan global yang fleksibel dengan lebih dari 100 basis manufaktur di seluruh dunia. Struktur fleksibel dan sepenuhnya terintegrasi ini memungkinkan kami untuk menyerap beberapa dampak Covid-19," katanya.

Pabrikan lain yang tak ingin diidentifikasi namanya mengaku tak akan memindahkan produksi dari China karena negara Tirai Bambu itu merupakan pangsa pasarnya.

Sebagai informasi, pemerintah Jepang telah meluncurkan paket stimulus di tengah pandemi Covid-19 yang dirancang untuk menjaga pertumbuhan perekonomian nasional.

Baca juga: Segera Cair, Ini Besaran THR Bagi Pensiunan PNS dan TNI-Polri

Jepang telah mengalokasikan 220 miliar yen (2 miliar dollar AS) untuk perusahaan yang mau memindahkan produksinya kembali ke Jepang. Bahkan Jepang mengalokasikan sekitar 23,5 miliar yen bagi perusahaan yang ingin mengalihkan manufaktur ke Asia Tenggara.

Stimulus itu disiapkan setelah produsen mobil dan produsen lainnya mengalami kekurangan suku cadang dari China, ketika produksi di China terhenti sementara akibat Covid-19 di awal tahun ini.

Suku cadang yang dibuat oleh China maupun anak perusahaan Jepang di Cina digunakan untuk membuat mesin, sistem kelistrikan, perlengkapan interior dan komponen plastik cetakan untuk industri otomotif.

Baca juga: Diperpanjang Lagi, PNS Kerja dari Rumah Totalnya Jadi 3 Bulan

Selain diekspor ke Jepang, suku cadang ini juga digunakan di pabrik pembuat mobil asal Jepang di Cina.

Tak hanya soal Covid-19, stimulus ini diberikan agar perusahaan itu tak dihantam kenaikan tarif atau bea baru dari pemerintah AS akibat perang dagang yang hingga kini masih berlangsung.

Selain itu, stimulus itu juga untuk meminimalisir kenaikan biaya tenaga kerja dan kemungkinan demonstrasi anti-Jepang yang sempat pecah karena masalah teritorial, seperti Kepulauan Diayou/Senkaku yang dikendalikan oleh Tokyo namun diklaim oleh Beijing.

Baca juga: Harga Minyak Naik Lagi, Ini Penyebabnya

Di sisi lain, perusahaan asal Jepang telah memiliki industri manufaktur di 10 negara Asia Tenggara termasuk Thailand, Indonesia, dan Vietnam.

Pada 2017, perusahaan otomotif ini telah berinvestasi sebesar 22 miliar dollar AS di 3 wilayah itu, 3 kali lipat lebih besar dibanding investasi tahun 2012.

Industri otomotif berfokus di Thailand dan Indonesia, Industri mesin dan ritel di Vietnam, industri kimia dan farmasi di Malaysia, dan industri manufaktur semikonduktor yang berpusat di Filipina.

Baca juga: Target Perekonomian 2021, Rasio Pajak Terendah dalam 10 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber scmp.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com