Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stagnan, Laba BRI Capai Rp 8,16 Triliun pada Kuartal I 2020

Kompas.com - 14/05/2020, 12:41 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah pandemi Covid-19, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk masih mencatatkan laba Rp 8,16 triliun dengan aset mencapai Rp 1.358 triliun pada kuartal I 2020.

Meski demikian, laba tersebut terbilang stagnan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 8,2 triliun.

Direktur Utama Bank BRI Sunarso menyebutkan, pertumbuhan laba salah satunya ditopang oleh penyaluran kredit perbankan yang fokus pada UMKM. Secara konsolidasian, kredit bank bersandi saham BBRI ini tumbuh Rp 930,73 triliun.

Menurut dia, kredit tersebut tumbuh di atas rata-rata industri pada kuartal I 2020, sebesar 10,05 persen secara tahunan (yoy) dari Rp 845,72 triliun di kuartal I 2019.

Baca juga: Ini Syarat dan Cara Dapatkan Pinjaman Bunga Ringan BRI untuk Mitra Gojek

Komposisi kredit UMKM pun merangkak naik menjadi 78,31 persen dari total kredit yang disalurkan.

"Ini merupakan salah satu upaya perseroan sebagai langkah countercyclical terhadap UMKM agar roda perekonomian terus berputar," kata Sunarso dalam siaran pers, Kamis (14/5/2020).

Sunarso mengatakan, penyaluran fasilitas pinjaman BRI tetap tumbuh selektif dan prudent. Hal ini tercermin dari pengelolaan rasio kredit bermasalah dengan catatan NPL 3 persen pada kuartal I 2020, jauh lebih rendah dari yang ditetapkan regulator sebesar 5 persen.

Sementara pada sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI mencatatkan DPK sebesar Rp 1.029 triliun atau naik 9,93 persen (yoy).

"Angka ini juga masih diatas pertumbuhan DPK industri perbankan nasional pada bulan Maret 2020 sebesar 9,54 persen," sebut Sunarso.

Baca juga: Ini Promo dari Bank BRI Selama Ramadhan, Ada Diskon hingga 50 Persen

Sunarso menuturkan, dana murah (CASA) masih mendominasi portofolio simpanan BRI, mencapai 55,90 persen dari total DPK atau senilai Rp 575,18 Triliun.

Dari sisi permodalan, BRI mencatat rasio CAR 18,56 persen di akhir kuartal I 2020. Hal ini mencerminkan modal BRI cukup kuat untuk melakukan ekspansi jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.

Di samping itu likuiditas BRI masih ideal dan mempunyai ruang yang cukup untuk tumbuh. Rasio LDR tercatat sebesar 90,45 persen pada kuartal I 2020.

Faktor lain yang menjadi penyokong kinerja BRI adalah peningkatan pendapatan berbasis komisi. Pendapatan berbasis komisi BRI di akhir Maret 2020 tercatat sebesar Rp 4,17 Triliun atau tumbuh 32,91 persen (yoy).

Restrukturisasi kredit

Di masa pandemi, BBRI merupakan salah satu bank yang berperan melakukan restrukturisasi kredit kepada para nasabahnya.

Hingga akhir April, perseroan tercatat telah memberikan relaksasi berupa restrukturisasi pinjaman kepada lebih dari 1,4 juta UMKM yang terdampak Covid-19 dengan total pinjaman mencapai Rp 101 Triliun.

Selain itu BRI juga telah membuat skema pinjaman baru yang berkolaborasi dengan Gojek dan Grab. Kolaborasi bertujuan untuk menciptakan skema pinjaman khusus bagi pengendara ojek online.

Pinjaman yang bisa didapat antara Rp 5 juta hingga Rp 20 juta. BRI pun menargetkan 250.000 pengendara ojek online mendapatkan fasilitas pembiayaan ini.

“Ini juga sesuai dengan arahan Presiden bahwa diperlukan sebuah terobosan yang inklusif agar pelaku UMKM terdampak langsung mendapatkan manfaatnya,” pungkasnya.

Baca juga: Bantu Mitra Hadapi Pandemi, Grab Gandeng BRI Hadirkan Fasilitas Pinjaman Khusus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com