Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

April 2020, Neraca Perdagangan RI Defisit 350 Juta Dollar AS

Kompas.com - 15/05/2020, 11:05 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan RI mengalami defisit sebesar 350 juta dollar AS (0,35 miliar dollar AS) pada April 2020.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kinerja impor yang meningkat dan angka ekspor yang mengalami menurun menjadi penyebab defisit negara perdagangan pada April 2020.

Berdasarkan catatan BPS, ekspor pada Maret mencapai 12,19 miliar dollar AS sedangkan impor mencapai 12,54 miliar dollar AS. Namun, posisi defisit ini lebih baik ketimbang April 2019, yang saat itu defisit hingga 2,3 miliar dollar AS.

Baca juga: Maret 2020, Neraca Perdagangan RI Surplus 743 Juta Dollar AS

"Meski neraca perdagangan April 2020 defisit, defisit ini jauh lebih landai dibandingkan defisit pada April 2019," kata Suhariyanto dalam konferensi video, Jumat (15/5/2020).

Selama Januari-April 2020, neraca perdagangan masih surplus sebesar 2,25 miliar dollar AS. Surplus ditopang oleh kinerja ekspor Januari-April 2020 sebesar 53,95 miliar dollar AS atau naik 0,44 persen.

Sedangkan impor menurun 7,78 persen dengan total 51,71 miliar dollar AS.

"Di tengah Covid-19 kita surplus, mudah-mudahan bisa kinerja neraca perdagangan bisa lebih baik lagi, apalagi kalau kita memperhatikan dampak pandemi Covid-19," ujar Suhariyanto.

Baca juga: BI: Surplus Neraca Dagang Sokong Ketahanan Eksternal Ekonomi RI

Lebih lanjut, Suhariyanto mengungkap, surplusnya neraca perdagangan nonmigas Indonesia terjadi dengan beberapa negara.

Surplus terbesar terjadi di Amerika Serikat dengan total 3,6 miliar dollar AS, kemudian India 2,3 miliar dollar AS, dan Belanda 757 miliar dollar AS.

Sedangkan neraca perdagangan yang mengalami defisit antara lain dengan negara China sebesar 4,48 miliar dollar AS, Thailand 1,2 miliar dollar AS, dan Australia 754 juta dollar AS.

"Tapi satu hal yang perlu kita waspadai dari kinerja impor adalah, adanya penurunan impor bahan baku dan barang modal, karena dampaknya akan besar ke sektor industri, perdagangan, dan investasi," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com