Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulan Depan, Bulog akan Banjiri Gula Pasir di Pasar hingga 75.000 Ton

Kompas.com - 15/05/2020, 15:53 WIB
Ade Miranti Karunia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso menjanjikan ke masyarakat bahwa stok gula pasir pada Juni nanti akan berlimpah dan harganya akan turun ke Rp 12.500 per kilogram.

"Sekarang pabrik-pabrik gula sedang memproduksi. Kalau bulan depan pasti banjirlah (stok gula)," katanya ketika melakukan operasi pasar stabilisasi harga di Pasar Jatinegara, Jakarta, Jumat (15/5/2020).

Dia menyebut, stok gula pasir di Perum Bulog di bulan Juni akan mencapai sebesar 75.000 ton. Karena para petani tebu sudah mulai memasuki panen raya saat ini.

Baca juga: BI: Inflasi April 0,18 Persen, Disumbang Bawang Merah hingga Gula Pasir

"Stok Bulog gula sampai bulan Juni kita punya stok sampai 75.000 ton. Karena produksi kita ada kurang lebih 25.000 ton, yang untuk bulan depan. Ini sedang digiling. Jadi masyarakat nggak perlu khawatir," ucapnya.

Buwas sebelumnya mengatakan, kegiatan stabilisasi harga yang bekerja sama dengan para pedagang pasar hari ini menjamin harga gula nasional stabil hingga ke tingkat konsumen

“Saya sudah instruksikan seluruh jajaran Bulog di seluruh Indonesia bahwa kita akan memberikan harga gula senilai Rp 11.000 per kilogram ke pedagang, kemudian pedagang akan menjual maksimal seharga HET Rp 12.500 per kilogram ke konsumen," katanya.

Sebagaimana diketahui bahwa harga gula pasir di tingkat konsumen sejak menjelang bulan Ramadan hingga saat ini mencapai Rp 19.000 per kg sehingga perlu intervensi yang masif dari pemerintah.

Dengan stok yang dimiliki, Perum Bulog sangat optimis dapat menekan harga gula kembali ke HET Rp 12.500 per kg. 

Bermula dari pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang merasa curiga dengan harga gula pasir yang tak kunjung turun, padahal impor gula sudah dilakukan.

Dia menduga ada oknum atau mafia pangan yang berupaya memainkan harga demi mendapatkan keuntungan.

Jokowi juga mencurigai adanya permainan harga di pasaran. Untuk itu, Presiden meminta kementerian terkait untuk mencari tahu penyebab tingginya harga dua komoditas tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com