Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thailand Minta Para Miliarder Bantu Perekonomian, Bagaimana Caranya?

Kompas.com - 16/05/2020, 07:12 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Bloomberg

BANGKOK, KOMPAS.com - Pemerintah Thailand meminta para miliarder di negara tersebut untuk membantu menangkal dampak ekonomi akibat virus corona.

Dilansir dari Bloomberg, Sabtu (16/5/2020), Perdana Menteri Prayuth Chan-Ocha meminta 20 orang terkaya di Thailand untuk menggunakan uang dan organisasi mereka untuk mengembangkan proyek-proyek yang menjangkau seluruh wilayah negara itu.

Menurut Chan-Ocha, ia tidak meminta para miliarder berdonasi. Respons dari para miliarder tersebut pun sejauh ini dipandang sederhana dibanding besarnya skala kerusakan ekonomi akibat virus corona.

Baca juga: Dampak Virus Corona, Thailand Kehilangan Pendapatan Rp 20,6 Triliun

Seorang pendiri perusahaan keuangan menyatakan, pihaknya dapat membantu warga Thailand terhindar dari lintah darat.

Sementara itu, para konglomerat lainnya menggelontorkan atau berjanji memberikan lebih dari 110 juta dollar AS atau setara sekira Rp 1,6 triliun (kurs Rp 14.853 per dollar AS) untuk membantu menyediakan masker dan bahan pangan.

Adapun Central Group menyatakan, jaringan ritel dan hotelnya yang tersebar di Thailand, Vietnam, Jepang, dan Italia akan membeli lebih banyak barang dari para pedagang kecil, mendonasikan ruang ritel, dan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 74.000 karyawannya.

"Konglomerat-konglomerat terbesar merekrut banyak orang dan memiliki rantai pasok yang besar. Mereka bisa memberi dampak yang besar terhadap permintaan di dalam negeri, namun keputusan investasi tergantung pada kebutuhan bisnis," ujar Thanavath Phonvichai, ekonom dan presiden University of Thai Chamber of Commerce di Bangkok.

Baca juga: Pemerintah Thailand Tunda Penerapan Pajak Turis, Mengapa?

Menurut Bank Dunia, Thailand adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang beberapa kali mencatat peningkatan angka kemiskinan sejak tahun 2000.

Ini termasuk lonjakan angka kemiskinan absolut sebesar 38 persen pada periode 2015-2018 menjadi lebih dari 6,7 juta orang.

Memburuknya ekonomi dan kondisi lingkungan seperti kekeringan menjadi sejumlah penyebabnya.

Halaman:
Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com