Pada saat-saat itu, ia membayangkan bagai sedang mimpi buruk di siang hari.
Pergerakan mahasiswa yang terpusat di kampus UMS di daerah Pabelan, kenangnya, diusung sebagai aksi damai para mahasiswa, yang kemudian melakukan longmarch di bawah Sang Saka Merah Putih di sepanjang ruas Jalan Slamet Riyadi.
"Rumah saya kala itu berada di Kemlayan, tepat di jantung kota Solo. Sehingga pada saat konvoi anarkis massa dari arah Pabelan mulai meringsek masuk ke jantung kota, suasana terasa sangat mencekam," lanjutnya. (Baca selengkapnya)
3. Refleksi untuk Amien Rais: Setiap Orang Ada Masanya, Setiap Masa Ada Orangnya
Dengan mundurnya Amien Rais dari partai yang ia usung bangun hingga ada niat untuk membentuk partai baru, mengingatkan Kompasianer Aldentua S Ringo atas ucapan temannya: Sudah cukuplah, Bang, setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya.
Namun dari apa yang telah jadi keputusan Amien Rais cukup diapresiasi oleh Kompasianer Aldentua S Ringo.
Pasalnya, ia melihat idak memaksakan diri untuk terus bertahan dalam jabatan dan peran itu semua harus diakhiri. Elegan dan terhormat, lanjutnya.
"Mundur ketika bersinar meninggalkan aura mekar dan aroma yang wangi. Janganlah tunggu sampai layu dan jatuh sendiri bagaikan bunga dan daun yang sudah mengering dan kerontang, lalu jatuh diterbangkan angin," tulis Kompasianer Aldentua S Ringo untuk menggambarkan keputusan Amien Rais. (Baca selengkapnya)
4. Perancis Sudahi Lockdown, Kota Paris Kerepotan Hadapi Warga yang Bandel
Setelah berjuang mengatasi pandemi covid-19, Perancis kini telah menyudahi lockdown.
Tapi, apakah perjuangan itu sudah usai? Bagaimana cara Perancis membangun kembali kota-kota mereka yang selama ini "dikunci"?
Kompasianer Derby Asmaningrum melihat, setelah diakhirinya lockdown ini bukan berarti semua langsung kembali normal seperti sedia.
Bahkan Perdana Menteri Edouard Philippe mengingatkan warganya untuk tidak lengah, tetap waspada, disiplin dan bertanggung jawab demi kepentingan bersama.
"Aturan pemerintah yang sudah dicuap-cuapkan pun akhirnya hanya jadi angin lalu yang tak terdengar desirannya. Alhasil petugas kepolisian harus turun tangan namun tidak sampai melakukan penangkapan, hanya membubarkan warga," tulis Kompasianer Derby Asmaningrum. (Baca selengkapnya)
5. Corona di Polandia, Kondisinya Kini
Menurut laporan yang dituliskan Kompasianer Fancawati Rahman di Polandia, semenjak wabah ini mulai tersebar di sana, pemerintah berupaya dengan cepat melakukan penanganan.
Terlebih, lanjutnya, saat meledaknya kabar tentang negara Italia yang kasusnya membludak dengan angka kematian yang cukup tinggi dalam waktu singkat.
Maka, sejak Minggu (15/03/2020) Pemerintah Polandia resmi memberlakukan lockdown!
"Meski aktivitas masyarakat menjadi amat terbatas, tetapi selama Ramadan ini pihak KBRI seringkali mengirim kita makanan untuk berbuka puasa di rumah," tulisnya. (Baca selengkapnya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.