Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemulihan Ekonomi saat Pandemi Sertakan Inovasi Industri

Kompas.com - 17/05/2020, 18:59 WIB
Kurniasih Budi

Editor

Dengan kelebihan itu, dampak buruk akibat bencana alam seperti gempa bumi bisa diperkecil.

Stephanus menambahkan, pemanfaatan perkembangan teknologi ini, khususnya yang menggunakan baja ringan, tentunya bisa menghemat waktu, biaya pembangunan, aman, serta lebih ramah lingkungan karena penggunaan kayu bisa diminimalisasikan.

Kelebihan khusus penggunaan baja ringan lainnya juga terletak pada segi keamanan. Pasalnya rumah dengan konstruksi baja ringan juga merupakan rumah tahan gempa.

"Sistem interlocking di baja ringan memastikan antar-sambungan saling mengikat," imbuh Stephanus.

Menurut dia, rumah berkonstruksi baja ringan akan aman ketika gempa terjadi.

"Selain itu, dengan pemanfaatan teknologi baja ringan ini, masalah kebutuhan rakyat akan rumah layak huni yang terus meningkat juga dapat teratasi," urai Stephanus.

Seperti diketahui, di beberapa wilayah di Indonesia, kebutuhan Rumah Sederhana Sehat, khususnya, untuk masyarakat berpenghasilan rendah masih belum seimbang dengan pasokannya.

Sebagai contoh, berdasarkan data Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Provinsi Jawa Tengah, saat ini masih ada 720.000 backlog (timbunan yang belum dikerjakan) dari sisi kepemilikan dan 530.000 backlog dari sisi kepenghunian.

Jumlah itu tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah.

Bertolak dari fakta itu, Stephanus berpandangan, penggunaan baja ringan pada pembangunan Rumah Sederhana Sehat terlebih yang sudah mengantungi Standar Nasional Indonesia (SNI) sebenarnya masih bisa ditingkatkan.

Kemudian, konstruksi baja ringan yang dipasang oleh tukang bersertifikat keahlian, keamanannya pun jadi lebih terjamin.

"Banyak hal positif yang bisa diraih dengan meningkatkan penggunaannya sehingga roda ekonomi dapat kembali berputar," kata Stephanus Koeswandi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com