JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menilai, tidak seharusnya perusahaan pelat merah mendominasi proyek ataupun usaha nasional.
"Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono) salah mengangkat saya sebagai menteri BUMN, karena saya kurang setuju BUMN menjadi dominan," ujarnya dalam sebuah diskusi virtual, Senin (18/5/2020).
Menurut pria yang juga sempat menjabat sebagai Direktur Utama PT PLN (Persero) itu, dengan adanya dominasi dari BUMN maka pelaku usaha swasta akan kesulitan untuk bersaing.
Baca juga: Pertamina Siapkan Protokol New Normal di SPBU
"Kok rakyatnya yang mau sukses lewat bisnis malah disaingi," katanya.
Oleh karenanya, Dahlan mendorong agar seluruh perusahaan pelat merah untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan demikian, masyarakat dapat memiliki sebagian saham perusahaan negara.
"Pada akhirnya BUMN harus jadi perusahaan go public agar dapat dimiliki rakyat," kata dia.
Baca juga: Sederet Sanksi Bagi Perusahaan yang Mangkir Bayar THR Karyawan
Meski menolak dominasi BUMN, Dahlan mengaku sempat bersyukur pemerintah masih memegang kepemilikan perusahaan-perusahaan besar yang bersifat strategis. Seperti hal-nya kepemilikan bank negara.
Menurutnya, pada saat krisis global 2008, jika pemerintah tidak memiliki sama sekali bank, bukan tidak mungkin seluruh bank di Indonesia saat ini sudah dimiliki perusahaan asing.
"Ketika terjadi krisis perbankan dan krisis moneter itu saya harus bersyukur, seandainya bank-bank besar di Indonesia tidak dimiliki BUMN, mungkin seluruh bank di Indonesia dimiliki asing," ucapnya.
Baca juga: Harga BBM Belum Turun, Dahlan: Sedekah Terbesar Kita ke Pertamina