Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/05/2020, 20:32 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian besar perusahaan menerapkan sistem kerja dari rumah atau work from home (WFH) selama masa pandemi Covid -19. Namun, hal tersebut tak berlaku bagi Perum Bulog.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, saat ini 90 persen pegawai Bulog masih bekerja dari kantor ataupun di lapangan.

“Insya Allah teman-teman kita di Bulog yang WFH enggak sampai 10 persen. Semua kami ada di kantor, di lapangan, di gudang, dan di pasar,” ujar Tri saat konferensi video dengan wartawan, Senin (18/5/2020).

Baca juga: Bulog Harus Bersaing dengan Kementerian Lain untuk Mendapatkan Beras

Tri menjelaskan, hal tersebut dilakukan demi memastikan ketersediaan stok bahan pangan masyarakat Indonesia.

Sebab, jelang Idul Fitri seperti saat ini kebutuhan bahan pangan melonjak.

“Dalam satu harga itu butuh kehati-hatian dalam pandemi ini. Tapi kami bisa melayani masyarakat atas kebutuhan dasarnya,” kata Tri.

Tri mengaku saat ini stok beras yang dimiliki Bulog sebesar 1,4 juta ton. Dia merinci 1,32 juta ton merupakan cadangan beras pemerintah (CBP) dan 102.364 ton merupakan beras komersil.

“Tujuh provinsi yang defisit (beras) sudah kami isi. Kami punya minimum stok requirement yang namanya kontinuitas pasokan. Setiap akhir tahun stok kami selalu siap,” ucap dia.

Baca juga: Bulan Depan, Bulog akan Banjiri Gula Pasir di Pasar hingga 75.000 Ton

Adapun ketujuh provinis yang sempat mengalami defisit pasokan beras, yakni Maluku Utara, Kepulauan Bangka Belitung, Papua Barat, Riau, Maluku, Kalimantan Utara dan Kepulauan Riau.

“Kami sudah prediksi bahwa untuk kebutuhan November-Januari kami gelontorkan pada bulan Agustus dan kami punya movement nasional dan regional di mana kami gerakkan dari surplus kita kirim ke daerah mengalmai defisit,” ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com