Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Melorot 21,9 Dollar AS, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 19/05/2020, 08:10 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

CHICAGO, KOMPAS.com - Harga emas berjangka jatuh pada akhir perdagangan Senin (18/5/2020) waktu setempat (Selasa pagi WIB), sekaligus menghentikan kenaikan selama empat hari perdagangan secara beruntun.

Penurunan harga logam mulia ini seiring dengan harapan uji coba vaksin potensial Covid-19 mendorong para investor melirik aset-aset berisiko serta mengangkat harga ekuitas dan minyak.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun tajam 21,9 dollar AS atau 1,25 persen, ditutup pada 1.734,40 dollar AS per ounce.

Sebelumnya, emas berjangka menikmati keuntungan selama empat hari berturut-turut.

"Alasan mengapa emas agak goyah untuk hari ini adalah karena semua orang berpikir mengambil risiko masuk ke ekuitas," kata Michael Matousek, kepala pedagang di Global Investors AS.

"Namun, tren masih terbalik, masih ada banyak alasan untuk membeli emas," lanjut dia.

Baca juga: Naik Rp 6.000, Ini Harga Emas Antam Terbaru

Wall Street melonjak dan harga minyak mencapai tertinggi dua bulan setelah pembuat obat Moderna mengatakan vaksin eksperimentalnya menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam uji coba tahap awal, dengan investor juga mengandalkan lebih banyak stimulus untuk menyelamatkan ekonomi AS dari kemerosotan.

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell, dalam pernyataannya yang disiarkan pada Minggu (17/5/2020), menguraikan kemungkinan kebutuhan untuk tiga hingga enam bulan lagi bantuan keuangan pemerintah bagi perusahaan-perusahaan dan keluarga.

Emas, yang cenderung menguat karena ekspektasi suku bunga yang lebih rendah, telah meningkat sekitar 14 persen tahun ini karena bank sentral meluncurkan gelombang penurunan suku bunga dan stimulus lainnya untuk membatasi kerusakan ekonomi akibat pandemi.

Data ekonomi yang diterbitkan minggu lalu menunjukkan penjualan ritel AS dan produksi industri keduanya jatuh pada April, dengan krisis virus corona yang terus-menerus memukul pasar tenaga kerja AS.

Sementara Jepang tergelincir ke dalam resesi di kuartal pertama.

Pasar juga terus mewaspadai hubungan AS-China yang memburuk.

Para analis pasar berpendapat bahwa prospek jangka panjang untuk emas tetap bullish alias tren menguat, karena investor khawatir atas dampak sejumlah besar stimulus dan kemungkinan langkah-langkah stimulus di masa depan, ketika langkah-langkah ini meningkatkan inflasi, mendorong investor ke emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 39,8 sen atau 2,33 persen, menjadi 17,468 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 52,2 dollar AS, atau 6,39 persen, ditutup pada 869,3 dollar AS per ounce.

Baca juga: Khawatir Gelombang Kedua Corona, Harga Emas Dunia Melorot

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com