Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 4,5 Persen

Kompas.com - 19/05/2020, 14:46 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Days Reserve Repo Rate (BI 7DRRR) di level 4,5 persen.

Hal itu disetujui dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung pada 18-19 Mei 2020.

"Rapat Dewan Gubernur BI pada tanggal 18-19 Mei 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI-7DRRR sebesar 4,5 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi video, Selasa (19/5/2020).

Baca juga: Ombudsman: Bandara Soetta Berpotensi Jadi Klaster Penyebaran Covid-19

BI juga mempertahankan suku bunga deposit facility sebesar 3,75 persen dan suku bunga lending facility sebesar 5,25 persen.

Perry menyebut, keputusan ini mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas eksternal di tengah pasar keuangan global yang saat ini masih fluktuatif. Meski, BI masih melihat adanya ruang untuk menurunkan suku bunga.

"Meskipun Bank Indonesia tetap melihat adanya ruang penurunan suku bunga dengan rendahnya tekanan inflasi dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi," sebut Perry.

Baca juga: [HOAKS] Program Mudik Sehat Big Bird

Perry melihat, inflasi tetap rendah dan terjaga. Inflasi pada April 0,08 persen (mtm) lebih rendah dari Maret 2020 sebesar 0,1 persen. Hal ini dipengaruhi oleh melemahnya permintaan dan memadainya rantai distribusi.

Diprediksi, inflasi hingga akhir tahun akan tetap stabil di bawah kisaran 3 persen, masih di dalam target sasaran BI 3±1 persen.

Aliran modal asing makin deras masuk ke RI. Investasi portofolio pada April 2020 hingga 14 Mei 2020 mencatat, terjadi net inflow sebesar 4,1 miliar dollar AS setelah mencatat outflow 5,7 miliar pada kuartal I 2020.

Baca juga: New Normal, Pelni Siap Terapkan Jam Kerja Fleksibel untuk Karyawan

Selain itu, CAD pada akhir April 2020 meningkat menjadi 127,9 miliar dollar AS setara dengan 7,8 bulan pembiayaan impor dan 7,5 impor dan pembayaran ULN pemerintah.

Tak hanya itu, Nilai tukar rupiah menguat seiring dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global. Hingga 18 Mei 2020, nilai tukar menguat 5,1 persen secara rata-rata dan 0,16 persen point to point dibanding akhir April 2020.

"Ke depan BI akan memperkuat bauran kebijakan untuk mitigasi dampak Covid-19 dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional. BI akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan dengan koordinasi pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," pungkas Perry.

Baca juga: Pasca-pelonggaran PSBB, Menperin Targetkan Industri Manufaktur Pulih dalam 3 Bulan

Sebelumnya, Chief Economist Bank BNI Ryan Kiryanto mengatakan Bank Indonesia punya waktu yang tepat sekitar Juni atau Juli 2020 untuk kembali menurunkan suku bunga acuan BI-7DRRR 25 basis poin (bps) ke level 4,25 persen.

Meski, dia mengaku masih "mixed feeling" antara BI sebaiknya menurunkan suku bunga acuan atau justru menahannya jelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Mei ini.

Penurunan suku bunga bisa saja dilakukan mengingat inflasi terukur rendah dan rupiah yang relatif mengalami perbaikan. Di sisi lain, penahanan suku bunga bisa dilakukan karena relaksasi kebijakan BI seperti injeksi likuiditas sudah mulai bergulir.

Baca juga: Uber PHK 6.700 Pegawai dalam Waktu Kurang dari Dua Pekan

Namun, dia menyarankan BI untuk menahan suku bunga acuan di level 4,5 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan Mei 2020 ini.

"Jangan sampai kebijakan BI menjadi terlalu longgar atau over-dovish ketika perbankan dan sektor riil sedang berkutat dengan persoalan restrukturisasi bisnis secara menyeluruh di tengah pandemi Covid-19," kata Ryan dalam laporannya, Senin (18/5/2020).

Baca juga: Viral Video Drive Thru Indomaret, Ini Kata Manajemen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com